Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Kaltim Jembatani Ekspor Kaltara Lewat Balikpapan

Pemprov Kaltim dan Kaltara sepakat tingkatkan ekspor lewat Export Center Balikpapan, mendukung UMKM dan industri hijau dengan akses pasar ke 33 negara.
Impor Autonomous Rail Rapid Transit (ART) atau kereta tanpa rel dari China yang tiba di Balikpapan, Kalimantan Timur pada awal Agustus 2024, yang mendapatkan pembebasan bea masuk dan pajak untuk keperluan transportasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. / dok. Bea Cukai
Impor Autonomous Rail Rapid Transit (ART) atau kereta tanpa rel dari China yang tiba di Balikpapan, Kalimantan Timur pada awal Agustus 2024, yang mendapatkan pembebasan bea masuk dan pajak untuk keperluan transportasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. / dok. Bea Cukai

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara resmi menandatangani kesepakatan strategis untuk memperkuat konektivitas perdagangan antarwilayah dengan pemanfaatan Export Center Balikpapan.

Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud menegaskan komitmennya dalam mendukung konektivitas dan menjadi hub ekspor produk unggulan Kaltara ke 33 negara tujuan melalui Export Center Balikpapan yang baru diresmikan Menteri Perdagangan pekan lalu.

"Dengan Export Center Balikpapan, Kaltim siap bersinergi dan berkolaborasi untuk perdagangan antarwilayah Kalimantan, sekaligus memperkuat ekosistem industri hijau dan ekonomi biru Kalimantan Utara," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (10/8/2025).

Dia mengungkapkan fasilitas ini akan membantu pelaku UMKM menemukan pasar ekspor di 46 cabang tujuan ekspor, dengan dukungan digital dari Kementerian Perdagangan dan perwakilan dagang Indonesia di berbagai negara untuk mempertemukan UMKM dengan calon pembeli luar negeri.

Sebagaimana diketahui, Kaltara memiliki beragam produk premium yang telah mendapat pengakuan internasional, mulai dari Beras Krayan yang dikonsumsi para raja dan presiden Asia Tenggara.

"Salah satu yang digemari saat ini adalah kratom. Harganya luar biasa Rp98 juta per kg yang sudah berbentuk serbuk," terang Rudy.

Lebih lanjut, dia mencermati pengembangan Kawasan Industri Hijau di Tanjung Palas Timur, Bulungan, yang dipandang sebagai mitra strategis dalam pengembangan ekonomi hijau berbasis sumber daya berkelanjutan. 

Potensi lain yang layak dikembangkan adalah penanaman pohon Polonia (Paulownia) dengan kalori setara 4.200 kalori batu bara, sekaligus mampu menyerap karbon dioksida lebih banyak dan memperbaiki kualitas tanah.

Rudy menyebutkan, sektor ekonomi biru kedua provinsi menunjukkan prospek yang tak kalah menjanjikan. Menurutnya, program bersama dalam pemberdayaan UMKM perbatasan, peningkatan kapasitas SDM lokal, serta pemanfaatan teknologi digital krusial dalam memperluas akses pasar dan distribusi barang.

Adapun, dia berharap kolaborasi ini dapat meluas ke sektor lain seperti lingkungan hidup, pertanian, pendidikan, dan kebudayaan, menciptakan ekosistem pembangunan yang komprehensif.

"Mari kita jadikan kesepakatan hari ini sebagai momentum memperkuat solidaritas regional Kalimantan, yang bukan hanya menjadi penyangga Ibu Kota Nusantara, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia bagian timur," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro