Bisnis.com, SAMARINDA –– Sektor investasi dan ekspor masih menjadi penopang utama perekonomian Kalimantan Utara (Kaltara) pada kuartal I/2023.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Utara Wahyu Indra Sukma menyatakan net ekspor atau selisih antara ekspor dan impor menyumbang 49,21 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara pada kuartal I/2023.
“Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 51,75 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/8/2023).
Kendati demikian, net ekspor tetap menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian Kaltara.
Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menyumbang 29,23 persen terhadap PDRB Kaltara pada kuartal I/2023.
Angka ini meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya 25,94 persen. Namun, pertumbuhan investasi mengalami perlambatan dari 8,42 persen (yoy) menjadi 3,92 persen (yoy).
“Perlambatan investasi ini disebabkan oleh penurunan nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltara,” terang Wahyu.
PMDN tercatat mengalami kontraksi sebesar 15,37 persen (yoy), sementara PMA tumbuh melambat sebesar 662,47 persen (yoy). Hal ini juga berdampak pada melambatnya impor barang modal yang hanya tumbuh sebesar 74,64 persen (yoy).
Di sisi lain, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah memberikan andil yang relatif kecil terhadap perekonomian Kaltara.
Konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 15,92 persen, sedangkan konsumsi pemerintah hanya sebesar 4,53 persen.
Adapun, kedua angka ini mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak signifikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.