Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Industri Sawit Didorong untuk Tingkatkan Daya Saing

Minyak kelapa sawit menjadi komoditas andalan yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Minyak kelapa sawit menjadi komoditas andalan yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

Namun, sebagian besar produksi minyak kelapa sawit masih diekspor dalam bentuk mentah (CPO) dan inti sawit (PKO), sehingga nilai tambahnya masih rendah.

Untuk itu, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait mendorong pengenalan hilirisasi industri kelapa sawit di kalangan para pemuda, akademisi, pelajar dan masyarakat luas guna mendukung dan mengapresiasi produk-produk lokal yang berasal dari sawit.

Kepala Divisi Teknologi Proses, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB University Erliza Hambali menyatakan hilirisasi industri kelapa sawit adalah proses pengolahan CPO dan PKO menjadi produk-produk bernilai tambah lebih tinggi, baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor.

“Ada tiga kelompok besar produk hilir kelapa sawit, yaitu oleo pangan, oleokimia, dan biofuel,” ujarnya di Balikpapan, Selasa (7/11/2023).

Sebagaimana diketahui, oleo pangan adalah produk pangan yang berasal dari minyak kelapa sawit, seperti minyak goreng, margarin, shortening, dan ghee. 

Sedangkan, oleokimia adalah produk kimia yang berasal dari minyak kelapa sawit, seperti surfaktan, sabun, deterjen, shampo, biolubricant, biomaterial, dan bioplastik.

Kemudian, biofuel adalah bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit, seperti biodiesel, bioethanol, dan biogas.

Dia menyebutkan, salah satu produk hilir kelapa sawit yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia adalah oleokimia.

“Oleokimia merupakan industri yang mengubah minyak kelapa sawit menjadi bahan baku untuk berbagai produk kebutuhan sehari-hari, seperti kosmetik, farmasi, kesehatan, dan pertanian. Oleokimia juga dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor yang berasal dari minyak bumi, seperti plastik dan pelumas,” sebutnya. 

Dia menegaskan, oleokimia juga memiliki dampak positif bagi lingkungan, karena produk-produknya lebih ramah lingkungan dan biodegradable.

Menurut Erliza, minyak kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara.

Berdasarkan data Ditjenbun (2022), luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta Ha dengan total produksi CPO Indonesia mencapai 48,24 juta ton dan produksi PKO sebesar 9,65 juta ton.

Peneliti BRIN Indra Budi Susetyo menambahkan, komoditas kelapa sawit termasuk dalam 10 kelompok komoditas unggulan Indonesia yang didorong oleh pemerintah untuk digiatkan proses hilirisasi dan peningkatan daya saingnya.

“Hilirisasi industri kelapa sawit terutama untuk industri berorientasi ekspor diperlukan, mengingat pertumbuhan impor tahun 2019 sebesar 7,1% yang masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor yang sebesar 6,3%. Oleh karenanya, melalui upaya hilirisasi industri kelapa sawit, diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa dari kelapa sawit dan nilai tambah produk kelapa sawit dapat dinikmati oleh semua stakeholder di Indonesia,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper