Bisnis.com, BALIKPAPAN — Penumpang dengan tujuan Manado dikabarkan telah mengalami penundaan tanpa kepastian di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Balikpapan.
Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman Hairul menyatakan dalam menghadapi situasi force majeure ini, penting ditekankan terkait pengalihan pesawat ke bandara terdekat yang operasional untuk memastikan kelanjutan perjalanan penumpang domestik.
“Dalam kondisi seperti ini, biasanya pesawat akan diarahkan ke bandara terdekat yang tidak terpengaruh,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (21/4/2024).
Hairul menambahkan, bagi turis internasional diperlukan koordinasi dengan kedutaan besar untuk menentukan langkah selanjutnya yang aman.
Dia mengingatkan bahwa meskipun terjadi kejadian yang menyebabkan penutupan bandara, seperti kebakaran hutan di Kaltim beberapa tahun lalu, seringkali ada jeda waktu di mana penerbangan diizinkan untuk beroperasi kembali, terutama jika kondisi membaik.
“Kehidupan dan kegiatan sehari-hari tidak boleh terhenti. Tidak bisa hanya tutup bandara, kemudian seakan-akan selesai,” katanya.
Baca Juga
Dia menyarankan bahwa force majeure, seperti bencana alam, seharusnya menjadi kesempatan untuk menunjukkan manajemen yang baik.
“Dengan manajemen yang efektif, termasuk pengaturan lalu lintas dan koordinasi yang tepat, kita bisa menghadapi situasi tersebut dengan hasil yang positif,” terang Hairul.
Kendati demikian, Hairul memperingatkan bahwa jika situasi berlarut-larut, dampak ekonomi bisa sangat signifikan, mempengaruhi maskapai penerbangan, bandara, dan sektor lainnya.
Sementara itu, General Manager Bandara SAMS Sepinggan, Ahmad Syaugi Shahab, mengkonfirmasi bahwa penumpang tujuan Manado yang transit di Balikpapan mungkin menghadapi penundaan.
“Jadwal penerbangan dengan tujuan BPN-MDC masih ditutup hingga Bandara Samratulangi beroperasi kembali,” pungkasnya.