Bank Indonesia Kaltim Tumbuhkan Literasi Syariah Lewat Seminar Eksyar

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur menggelar Seminar Ekonomi & Keuangan Syariah sebagai rangkaian kegiatan KALAFEST (Kaltim Halal Festival) 2024
Foto: Bank Indonesia Kaltim Tumbuhkan Literasi Syariah Lewat Seminar Eksyar
Foto: Bank Indonesia Kaltim Tumbuhkan Literasi Syariah Lewat Seminar Eksyar

Bisnis.com, SAMARINDA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur menggelar Seminar Ekonomi & Keuangan Syariah sebagai rangkaian kegiatan KALAFEST (Kaltim Halal Festival) 2024. Acara yang digelar di Hotel Fugo Samarinda pada Kamis (30/5) diawali dengan opening speech oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Bayuadi Hardiyanto, dan dihadiri oleh pejabat Forkopimda Kaltim, perwakilan pemerintah daerah dan instansi vertikal, pimpinan perbankan, serta kalangan akademisi dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Bayuadi Hardiyanto menekankan pentingnya memanfaatkan potensi mayoritas penduduk Muslim di Indonesia yang mencapai 82,5% untuk mengembangkan ekonomi syariah. Dia mengakui adanya tantangan, khususnya dalam meningkatkan literasi ekonomi syariah dan pengembangan sumber daya manusia di sektor ini.

“Sharia Conference hari ini diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakat Kaltim tentang ekonomi syariah dan menumbuhkan minat serta partisipasi mereka. Acara ini juga bertujuan meningkatkan sinergi antara pemerintah daerah, praktisi, akademisi, organisasi, dan Bank Indonesia,” ujarnya, Kamis (30/5/2024). Seminar dengan tema ‘Menakar Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Kalimantan Timur’ ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan partisipasi masyarakat dalam ekonomi syariah, serta memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan.

Bayuadi juga menyoroti indikator perkembangan ekonomi syariah di Kaltim, termasuk sektor halal yang telah mencatatkan 6.572 produk tersertifikasi halal melalui Fasilitas Sertifikasi Halal Gratis (SEHATI) hingga Mei 2024. Lebih lanjut, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) akan membuka peluang baru bagi ekonomi syariah dan industri halal di Kaltim, terutama di sektor pariwisata dan infrastruktur syariah.

Seminar ini juga menampilkan pemaparan materi dari Ekonom Senior Departemen Ekonomi Dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Ali Sakti, Direktur Bisnis & Syariah Bankaltimtara Syariah sekaligus Direktur Eksekutif KDEKS Kaltim Muhammad Edwin, dan Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Kaltim Iwan Darmawan. Ali Sakti menyoroti resiliensi keuangan syariah selama pandemi karena karakteristik uniknya.

Dalam syariah, kepuasan bukan hanya dari konsumsi barang tetapi juga dari memberi seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf mengingat ekonomi syariah bersifat kolektif, bukan individual. “Pesannya adalah semakin banyak orang yang mengakses ekonomi syariah, semakin berpotensi untuk makmur. Sedangkan, Riba tidak memberikan nilai tambah dan maysir tidak banyak memberi manfaat,” katanya.

Bank Indonesia telah menetapkan tiga pilar utama dalam pengembangan ekonomi syariah, penguatan industri halal, pengembangan keuangan syariah, dan peningkatan literasi ekonomi syariah. “Harapan kami, dengan adanya seminar ini, dapat memicu pertumbuhan ekonomi syariah yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Kalimantan Timur,” terangnya.

Sementara itu, Muhammad Edwin membahas perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kaltim dari perspektif perbankan syariah. Dengan 3 juta penduduk, 2.900 masjid, dan 234 pesantren, Kaltim memiliki potensi besar yang bisa digarap. Menurutnya, penting untuk meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap produk layanan syariah untuk mendukung inklusi keuangan syariah.

“Kita harus bersama-sama menggaungkan kesadaran muamalah, karena kesalehan ibadah harus sejalan dengan kesadaran ekonomi dan finansial,” katanya. Adapun, Iwan Darmawan menjelaskan upaya pemerintah provinsi dalam memperkuat ekosistem syariah, termasuk penataan dan pengawasan produk halal.

Dalam rencana pembangunan daerah 2025-2045, Kaltim telah memasukkan sektor ekonomi dan keuangan syariah dalam transformasi ekonomi sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), menuju Indonesia Emas 2045. Program ini mencakup penguatan ekosistem industri halal, penguatan rantai industri halal dari hulu hingga penjualan, penguatan kewirausahaan dan UMKM di industri halal dan perluasan infrastruktur ekonomi dan keuangan syariah, dimana dana untuk rencana pembangunan jangka panjang ini telah disiapkan di BPD Kaltimtara Syariah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper