Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Rumah Tangga Kurang dari Rp4,2 Juta Tergolong Miskin di Kaltim

Peningkatan indeks kedalaman kemiskinan ini menunjukkan adanya kesenjangan yang semakin lebar dalam pengeluaran penduduk miskin
Potret Presiden Pertama Indonesia Sukarno dan Wakil Presiden Pertama Indonesia Mohammad Hatta dalam uang rupiah pecahan Rp100.000./Bloomberg-Brent Lewin.
Potret Presiden Pertama Indonesia Sukarno dan Wakil Presiden Pertama Indonesia Mohammad Hatta dalam uang rupiah pecahan Rp100.000./Bloomberg-Brent Lewin.

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Garis kemiskinan per rumah tangga di Kalimantan Timur mencapai Rp4.278.189 per bulan pada Maret 2024. Ini adalah jumlah minimum yang harus dikeluarkan oleh sebuah rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar agar tidak dikategorikan sebagai miskin. 

Kepala BPS Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan rata-rata anggota rumah tangga miskin di Kalimantan Timur adalah 5,13 orang.

Dia menambahkan, komoditas makanan masih memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan (GK), baik di perkotaan maupun di perdesaan. 

"Beras masih menjadi penyumbang terbesar, dengan kontribusi sebesar 17,45% di perkotaan dan lebih besar di perdesaan sebesar 19,85%," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/7/2024). 

Dia menjelaskan rokok kretek filter menjadi komoditas kedua terbesar yang mempengaruhi GK, yaitu 13,98% di perkotaan dan 16,02% di perdesaan. Tiga komoditas lainnya yang juga berperan signifikan dalam pembentukan GK adalah telur ayam ras, daging ayam ras, dan mie instan. 

Di wilayah perkotaan, telur ayam ras menyumbang 4,15%, daging ayam ras 4,72%, dan mie instan 2,85%. Sementara itu, di perdesaan, telur ayam ras menyumbang 4,17%, daging ayam ras 3,14%, dan mie instan 2,73%.

Selain komoditas makanan, komoditas bukan makanan juga memberikan sumbangan signifikan terhadap GK, terutama perumahan, bensin, dan listrik. 

“Di perkotaan, perumahan menyumbang 10,61%, bensin 4,05%, dan listrik 3,50%. Sedangkan di perdesaan, perumahan menyumbang 11,30%, bensin 4,02%, dan listrik 2,70%,” terang Yusniar.

Selain itu, kemiskinan bukan hanya soal jumlah dan persentase penduduk miskin, tetapi juga mencakup dimensi kedalaman dan keparahan kemiskinan. 

Dia menyebutkan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengukur rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengukur penyebaran pengeluaran antar penduduk miskin. Pada periode Maret 2023 hingga Maret 2024, kedua indeks ini mengalami peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan meningkat dari 0,771 menjadi 0,799, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan naik dari 0,140 menjadi 0,154. 

"Peningkatan ini menunjukkan adanya kesenjangan yang semakin lebar dalam pengeluaran penduduk miskin," jelasnya.

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Pada Maret 2024, Indeks Kedalaman Kemiskinan di perkotaan adalah 0,619, sementara di perdesaan mencapai 1,207. 

Dia menuturkan Indeks Keparahan Kemiskinan di perkotaan sebesar 0,120, sedangkan di perdesaan mencapai 0,230. Kesenjangan ini mencerminkan kondisi perdesaan yang lebih rentan terhadap kemiskinan dibandingkan perkotaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler