Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stabilitas Sistem Keuangan Kaltim Terjaga, Kredit Masih Positif di Kuartal Awal 2024

Penyaluran kredit di Kalimantan Timur tumbuh sebesar 9,52% (yoy), tapi melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 12,60% (yoy).
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Stabilitas sistem keuangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai tetap terjaga selama kuartal I/2024, meski melambat dalam penyaluran kredit

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Budi Widihartanto menyatakan penyaluran kredit tumbuh sebesar 9,52% (yoy), tapi melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 12,60% (yoy). 

“Penyaluran kredit yang melambat bersumber dari kredit investasi, sejalan dengan aktivitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang tumbuh melambat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/7/2024).

Kendati demikian, Budi menyebutkan peningkatan kredit modal kerja dan konsumsi memberikan penahan terhadap penurunan tersebut, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 25,20% (yoy) dan 12,49% (yoy). 

“Peningkatan kredit modal kerja bersumber terutama didorong oleh membaiknya kinerja korporasi sektor utama di Kaltim, sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi,” sebutnya.

Berdasarkan kelompok debitur, kredit pemerintah mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan korporasi dan perseorangan, meskipun pangsa terbesar masih dikuasai oleh kredit korporasi. 

Secara spasial, Budi mengungkapkan penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan positif di sebagian besar kabupaten/kota, dengan pangsa tertinggi di Balikpapan dan Samarinda. 

Dia menjelaskan sektor pertambangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi, sejalan dengan peningkatan produksi batu bara yang mendorong pertumbuhan PDRB.

Di sisi lain, tingkat non-performing loan (NPL) di Kaltim tercatat sebesar 1,28% pada kuartal I/2024, atau sedikit naik dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 1,11%. 

"Risiko kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi terjaga rendah, begitu pula dengan risiko kredit korporasi dan perseorangan," jelas Budi.

Tak hanya itu, kapasitas pendanaan perbankan di Kaltim yang didukung oleh penghimpunan DPK tumbuh positif sebesar 6,02% (yoy).

Adapun, dia menuturkan kinerja pembiayaan syariah juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan pertumbuhan sebesar 22,77% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 12,51% (yoy). 

"Pertumbuhan pembiayaan syariah terutama berasal dari pembiayaan modal kerja yang tumbuh 93,23% (yoy). Tingkat Non-Performing Financing (NPF) pembiayaan syariah juga menurun menjadi 1,09%,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper