Bisnis.com, BALIKPAPAN — Transaksi kartu ATM/debit di Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan tanda-tanda perlambatan pada kuartal II/2024.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Budi Widihartanto menyatakan nominal transaksi tumbuh hanya sebesar 4,88% secara tahunan (year on year/YoY) atau melambat 11,42% dari pertumbuhan di kuartal sebelumnya.
Dalam hal nominal, transaksi tercatat sebesar Rp40,21 triliun atau sedikit lebih rendah dibandingkan Rp40,31 triliun di kuartal sebelumnya.
"Volume transaksi juga mengalami penurunan pertumbuhan dari 10,42% menjadi 5,72% YoY, dengan jumlah transaksi mencapai 35,24 juta, turun dari 35,42 juta di kuartal sebelumnya," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (15/11/2024).
Secara geografis, Budi menyebutkan Kota Samarinda dan Balikpapan tetap menjadi penggerak utama. Kota Samarinda menyumbang 30% dari nominal transaksi ATM/Debit, diikuti Balikpapan dengan 28%.
"Secara spasial, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda menjadi penggerak utama pertumbuhan transaksi ATM/Debit," sebutnya.
Baca Juga
Sementara itu, transaksi Uang Elektronik (UE) menunjukkan akselerasi yang cukup mengesankan. Pasalnya, pertumbuhan nominal mencapai 34,57% (YoY) atau naik dari 28,07% pada kuartal I/2024 dengan total nominal mencapai Rp1,57 triliun.
Dia mengungkapkan bahwa volume transaksi UE juga meningkat tajam sebesar 49,79% (YoY) dari 40,39% sebelumnya dengan total transaksi mencapai 13,89 juta kali.
Adapun, dia menuturkan pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan jumlah akun UE sebesar 21,57% (YoY) atau tumbuh dari 17,19% mencapai 4,33 juta akun.
"Pertumbuhan transaksi dan jumlah akun UE sejalan dengan terus tumbuhnya pembayaran transaksi ritel di Kaltim melalui instrumen dan kanal nontunai antara lain transaksi di pusat perbelanjaan, transportasi, dan jalan tol," pungkasnya.