Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepolisian Kini Buru Pelaku Doxing Terhadap Jurnalis di Samarinda

Kepolisian Samarinda tengah mengungkap kasus penyebarluasan informasi pribadi (doxing) kepada jurnalis.
Ilustrasi wartawan sedang menjalankan tugas jurnalistik/Dok Freepik
Ilustrasi wartawan sedang menjalankan tugas jurnalistik/Dok Freepik

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kepolisian Resor Kota Samarinda tengah mengungkap kasus penyebarluasan informasi pribadi (doxing) terhadap jurnalis. Ia adalah Achmad Ridwan, seorang pendiri media daring Selasar.co. 

Kapolres Kota Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar menegaskan bahwa investigasi intensif sedang berlangsung untuk mengidentifikasi pelaku yang menggunakan akun anonim. 

"Saat ini sedang ditangani oleh Tim Khusus (Timsus). Kami akan berkoordinasi dengan Kominfo serta Direktorat Cyber Mabes Polri. Arah penyidikan pasti kesana," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (21/5/2025). 

Kombes Hendri menambahkan, investigasi kasus siber membutuhkan pendekatan berbeda. 

"Kita butuh waktu untuk proses penyelidikannya, tidak bisa menangkap pelaku cyber ini seperti pelaku kriminal konvensional hingga pelaku berhasil diidentifikasi," jelasnya. 

Dia menambahkan, tim hukum korban telah menyerahkan bukti-bukti lengkap, termasuk dokumentasi akun media sosial di Instagram dan TikTok yang menyebarkan konten bermuatan doxing. 

Selain itu, URL konten terkait dan rekaman video yang memperlihatkan data pribadi Achmad Ridwan dan istrinya juga telah diserahkan sebagai barang bukti.

Sebagai informasi, serangan doxing ini terjadi setelah Awan, sapaan akrab Achmad Ridwan, mengkritisi perilaku buzzer yang menyebarluaskan informasi pribadi seorang konten kreator Samarinda bernama Kingtae Life. Konten kreator tersebut dikenal kerap menyuarakan kritik terhadap pembangunan di Samarinda.

Namun setelah Awan menyampaikan kritiknya, data pribadi beserta keluarga kemudian tersebar di dunia maya melalui akun-akun anonim.

Sebelumnya, Awan menyatakan bahwa tindakan para pelaku justru secara telanjang memvalidasi substansi kritiknya. Dia menegaskan bahwa praktik doxing oleh buzzer, siapapun di baliknya, harus ditertibkan karena secara fundamental mengancam kebebasan berekspresi dan merusak sendi-sendi demokrasi.

Ia pun menyuarakan harapannya agar pihak berwenang dan pejabat yang diduga berada di balik operasi buzzer tersebut dapat segera menghentikan praktik tersebut. Dia mengungkapkan bahwa kritik seharusnya dipandang sebagai vitamin bagi pemerintah, mengingat tidak semua aparatur sipil negara berani menyampaikan kritik kepada atasan. 

"Makanya kalau ada elemen di luar pemerintahan memberi kritik, harusnya bersyukur, bukan malah melakukan doxing," tegasnya.

Adapun, Awan menuturkan tidak gentar menghadapi aksi doxing tersebut. Dia juga mengajak publik untuk bersikap peduli terhadap isu ini, mengingatkan bahwa praktik doxing dapat menimpa siapa saja yang berani berbeda pandangan atau kritis terhadap kekuasaan. 

"Hari ini identitas konten kreator, juga identitas saya dan istri yang disebar. Tapi bukan tidak mungkin kelak identitas Anda dan orang tersayang yang disebar oleh para buzzer, jika Anda berseberangan dengan mereka," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper