Bisnis.com, BALIKPAPAN – Pertumbuhan kredit perbankan yang berlokasi di Kalimantan Timur mencapai 12,42% per April 2025 sekaligus menjadi yang tertinggi di Pulau Kalimantan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim, Budi Widihartanto, menyatakan pencapaian ini mengungguli capaian akhir 2024 yang hanya sebesar 8,92%.
Menariknya, raihan ini sekaligus mengukuhkan Kaltim sebagai rajanya kredit perbankan di kawasan Pulau Kalimantan dengan total pencairan mencapai Rp96 triliun.
"Pencairan kredit perbankan di Kaltim yang mencapai Rp96 triliun menjadi yang terbesar di regional Kalimantan," kata Budi Widihartanto dalam keterangan resmi, Rabu (21/5/2025).
Tak hanya soal kuantitas, kualitas kredit perbankan Kaltim juga patut diacungi jempol. Tingkat kredit bermasalah/Non-Performing Loan (NPL) bertengger di angka 1,85%, lebih rendah dari batas aman 5% yang ditetapkan regulator.
Tak pelak, perbankan Kaltim diyakini tidak hanya agresif dalam menyalurkan kredit, tapi juga prudent dalam mengelola risiko.
Baca Juga
Kendati demikian, pertumbuhan kredit dari sisi lokasi proyek, justru mengalami perlambatan drastis yaitu dari 4,05% pada akhir 2024 menjadi hanya 0,11% per April 2025.
Akan tetapi Budi menjelaskan perlambatan ini bukanlah pertanda buruk, melainkan konsekuensi logis dari berakhirnya beberapa megaproyek pemerintah dan swasta nasional.
"Perlambatan ini disebabkan oleh selesainya beberapa proyek besar pemerintah dan swasta nasional pada akhir tahun lalu," kata dia.
Kendati demikian, nominal kreditnya tetap fantastis di angka Rp184,27 triliun dengan NPL yang terkendali di level 1,81%.
Melihat tren positif ini, Bank Indonesia optimistis pertumbuhan kredit perbankan 2025 akan sejalan dengan target nasional 11% hingga 13%.
Budi memaparkan berbagai strategi telah disiapkan untuk mendukung pencapaian target tersebut.
"Kami telah menerapkan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, memberikan insentif kredit likuiditas makroprudensial, serta meningkatkan koordinasi dengan lembaga keuangan lainnya," ucapnya.
Kemudian, fokus pengembangan tidak hanya pada volume, tetapi juga pada inovasi seperti ekonomi hijau, syariah, dan inklusi keuangan.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Parjiman, mengungkap dinamika menarik dari berbagai sektor usaha periode Maret 2025 dibanding Desember 2024.
Sektor transportasi, logistik, dan komunikasi menjadi primadona dengan pertumbuhan 8,82%. Sektor transportasi mencatat kenaikan kredit dari Rp11,04 triliun menjadi Rp12,02 triliun.
Di sisi lain, sektor pemilikan kendaraan bermotor justru mengalami kontraksi 3,94%, turun dari Rp2,36 triliun menjadi Rp2,27 triliun.
Fenomena unik terjadi pada sektor administrasi pemerintah yang melesat 39,04%, naik dari Rp2,92 miliar menjadi Rp4,06 miliar.
Patut dicatat, kenaikan drastis sektor ini berasal dari basis yang sangat kecil dibandingkan sektor lainnya.
Selanjutnya, sektor pemilikan rumah tinggal mencatat pertumbuhan solid 3,62% dengan nilai kredit naik dari Rp8,51 triliun menjadi Rp8,82 triliun.
Sementara itu, sektor real estate, sewa, dan jasa perusahaan tumbuh 2,01% dari Rp4,63 triliun menjadi Rp4,72 triliun.
Adapun, dia menuturkan total kredit semua sektor meningkat tipis 0,51% dari Rp55,87 triliun menjadi Rp57,39 triliun pada periode tersebut.