Bisnis.com, SAMARINDA – Perusahaan maklon kosmetik Mash Moshem Indonesia menghadirkan solusi terintegrasi bagi pelaku usaha yang ingin memasuki industri kecantikan tanpa investasi pabrik besar-besaran.
Dalam ajang Info Franchise & Business Concept (IFBC) Balikpapan 2025 di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome, 20-22 Juni 2025, perusahaan yang telah beroperasi sejak 2011 ini menjembatani gap antara ide bisnis dan realisasi produk.
Business Development Mash Moshem Indonesia, Ririn S. Wulan Dari, menyatakan perusahaan telah melayani sekitar 1.800 brand dengan portofolio produksi mencapai 6.000 produk.
"Kami bisa membuat kosmetik dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mulai dari hair care, skincare, body care, atau personal product maupun kosmetik dekoratif, juga parfum," kata Ririn dalam keterangan resmi, Sabtu (21/6/2025).
Dia menambahkan, Mash Moshem tidak hanya melayani pasar domestik, tetapi juga brand-brand milik pengusaha Indonesia yang kini beroperasi di Korea Selatan dan China.
"Alhamdulillah sampai sekarang masih repeat order. Masih berjalan," katanya.
Baca Juga
Perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya dengan fasilitas produksi di Tulungagung, Jawa Timur, ini menawarkan layanan end-to-end yang mencakup riset pasar, pengembangan formulasi, hingga produk siap edar.
"Kami percaya bahwa setiap orang yang memiliki ide bisnis kosmetik, berhak mendapat akses untuk mewujudkannya menjadi produk nyata," ujar Ririn.
Dia menjelaskan, seluruh produk yang dihasilkan telah mengantongi berbagai sertifikasi, termasuk BPOM, HSA Singapore, Vegan, Halal, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan SPF Test (In Vivo & In Vitro) sebagai bukti komitmen terhadap standar internasional.
Menurutnya, keunggulan Mash Moshem Indonesia terletak pada fleksibilitas operasionalnya.
Dengan minimum order 1.000 pieces per item, perusahaan membuka peluang bagi entrepreneur pemula untuk memulai bisnis kosmetik tanpa beban investasi yang memberatkan.
Kendati demikian, dia menjelaskan kapasitas produksi mereka mampu menangani order hingga 10.000 pieces atau lebih, mengakomodasi kebutuhan brand yang telah established.
"Hanya dengan syarat KTP dan NPWP. Jadi syaratnya mudah sekali," jelasnya.
Ririn mengungkapkan bahwa pemilik jenama dapat melakukan verifikasi kandungan produk secara mandiri, bahkan melakukan uji laboratorium terhadap sampel sebelum produksi massal dimulai.
"Pasti kami juga buatkan sampel dulu," ungkapnya.
Untuk produk baru, keseluruhan proses dari konsep hingga produk siap jual memakan waktu 3 bulan, sementara repeat order hanya memerlukan 1 bulan.
Waktu ini sudah mencakup pengembangan konsep, pengurusan BPOM, pengadaan bahan baku, hingga kemasan.
Data menunjukkan bahwa produk dengan tingkat repeat order tertinggi adalah tabir surya dan lotion, yang mengindikasikan tren konsumen yang semakin aware terhadap perlindungan kulit.
"Rangkaian produk perawatan kulit juga sangat konsisten dalam pesanan berulang, bahkan bisa setiap bulan dengan lima produk dalam satu paket," ucap Ririn.
Jejak rekam perusahaan semakin menguat dengan adanya kemitraan dengan brand-brand established seperti Noera dan Yoni Skincare, yang menjadi testimoni nyata atas kualitas layanan yang diberikan.
Saat ini, Ririn menyampaikan perusahaan sedang dalam tahap perluasan fasilitas produksi di Tulungagung untuk mengakomodasi pertumbuhan permintaan, termasuk rencana pembukaan cabang di Bali.
"Tapi saat ini sedang dilakukan perluasan pabrik, nanti jika sudah selesai kunjungan pabrik bisa lebih maksimal lagi," katanya.
Adapun pendekatan kemitraan jangka panjang dilakukan melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang diperpanjang secara tahunan.
"Penandatanganan dilakukan pemilik brand bersama dengan CEO Mash Moshem Indonesia," pungkasnya.