Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHRI Minta Pemprov Kaltim Moratorium Izin Hotel

Pelaku usaha perhotelan Kalimantan Timur meminta Pemerintah Provinsi memberlakukan moratorium sementara izin pendirian hotel yang berada di pusat kota.
Proyek pembangunan hotel./JIBI - Armin Abdul Jabbar
Proyek pembangunan hotel./JIBI - Armin Abdul Jabbar
Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pelaku usaha perhotelan Kalimantan Timur meminta Pemerintah Provinsi memberlakukan moratorium sementara izin pendirian hotel yang berada di pusat kota.
 
Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Kalimantan Timur HM Zulkifli mengatakan, moratorium ini diperlukan izin pendirian hotel di pusat kota di tengah kondisi yang belum pulih.
 
"Perlu moratorium ini jangan disalah artikan, bukan tidak boleh berinvestasi. Kalau izin sudah dikeluarkan yasudah mau diapakan lagi, kalo izin yang belum dikeluarkan ya perlu dilakukan moratorium di daerah tertentu saja. Moratoritum itu buka tutup, kalau pada waktunya dibuka ya dibuka, kalau tidak perlu ditutup," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
 
Dia menuturkan, moratorium ini bukan melarang para calon investor masuk ke Kalimantan Timur untuk mendirikan hotel tetapi Pemprov diharapkan mengarahkan lokasi hotel tidak lagi berada di pusat kota.
 
Zulkifli mencontohkan, salah satu wilayah pengembangan hotel yakni daerah Samarinda Utara tempat Bandara Samarinda Baru yang akan beroperasi.
 
Dia meyakini wilayah tersebut akan berkembang pesat apabila infrastruktur dasar seperti jalan, air dan listrik terpenuhi. Hal tersebut akan sangat berguna bagi para pengusaha yang jeli melihat peluang di kawasan pengembangan.
 
"Di pusat kota Samarinda wilayahnya sudah penuh untuk hotel. Pemerintah perlu mengarahkan ke daerah lain kecamatan maupun kabupaten salah satunya ke utara yang ada cikal bakal lapangan terbang, daerah tertentu juga berkembang kalau ada hotel,"
 
Menurutnya, pusat kota saat ini tidak memungkinkan lagi untuk lokasi pembangunan hotel baru. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan moratorium kontruksif dengan memikirkan pertimbangan wilayah.
 
"Jadi izin pendirian hotel enggak hanya satu wilayah saja atau pusat kota. Coba diarahkan ke daerah yang lain. Saya yakin dengan ada hotel di kecamatan maupun kabupaten akan mengembangkan wilayah tersebut,"
 
Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Samarinda Leny Marlina menambahkan, pemberian izin pendirian hotel seharusnya tifak terpusat di tengah kota.
 
Namun, wajib merata sesuai tujuan pembangunan Samarinda yang makin berkembang.
 
Dia menilai apabila terfokus pada suatu kawasan dapat menimbulkan masalah yakni memicu perang tarif dan munculnya kemacetan di pusat kota.
 
"Moratorium maksudnya bukan membatasi investasi. Kami berharap Pemerintah Kota Samarinda mengkaji lebih bijak,"
 
M Zuwaini, General Manager Hotel Platinum Balikpapan, menuturkan, pemerintah saat ini sudah harus bertindak paling tidak segera berlakukan moratorium selama dua hingga tiga tahun.
 
"Saya lihat sudah cukup banyak hotel-hotel baru bermunculan di Balikpapan khususnya hotel bintang 3 dan 4. Kalau dibiarkan persaingan yang tidak sehat akan terjadi,"
 
Moratorium sangat diperlukan karena kondisi ekonomi tengah lesu apalagi sektor primadona di Bumi Etam ini yakni tambang batu bara dan migas yang masih terpuruk.
 
"Kalau moratorium tidak dilakukan perang tarif akan terjadi. Bahkan tidak heran saat ini banyak sekali hotel yang membanting harga kamar karena kue yang ada saat ini jatahnya semakin sedikit,"
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, rerata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau okupansi Kalimantan Timur sepanjang 2015 sebesar 56,94%, mengalami peningkatan 0,38 poin dari rerata TPK  pada 2014 yaitu 56,56%.
 
Menurut jenis hotel berbintang tahun 2015, rerata TPK hotel  berbintang 1 sebesar 27,12%, hotel berbintang 2 sebesar 61,72%, hotel berbintang 3 sebesar 62,41%, hotel berbintang 4 sebesar 57,18% dan hotel berbintang 5 sebesar 51,77%.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper