Bisnis.com, SAMARINDA– Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak membantah tudingan seputar pemberitaan mengenai dirinya yang melarang para pendatang ke ibukota provinsi Kaltim, Samarinda.
Dia hanya meminta Walikota Samarinda tidak mengeluarkan izin usaha bagi pihak luar berdagang di pusat kota tetapi diarahkan ke daerah pinggir kota yang berkembang di kawasan Samarinda Seberang.
“Saya harus membantu Walikota Samarinda memecahkan persoalan kota, banjir dan macet. Bukan maksud untuk hal-hal lain dikembangkan media sosial seolah-olah saya melarang pendatang ke Samarinda. Itu keliru besar. Malah saya ada program transmigrasi 10 juta jiwa ke Kaltim,” kata Awang saat jumpa pers di kantornya, Senin (13/6/2016).
Lebih lanjut, Awang mengatakan kota Samarinda mengalami pertumbuhan penduduk tertinggi di Kaltim. Hal ini dikarenakan daerah ibukota provinsi membuka banyak peluang kerja dan usaha bagi pendatang. Namun, bertambahnya penduduk dan unit usaha tidak mampu ditampung di pusat kota Samarinda yang semakin padat.
“Sudah ada 4000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berizin tapi sulit usaha (di pusat kota) karena ruangnya nggak ada. Akhirnya, rumah-rumah jadi warung dan toko. Saya jadi bertanya-tanya kapan ibukota Kaltim punya tata ruang yang baik,” kata Awang.
Menurut Awang, untuk menata kota Samarinda sudah saatnya perlu melakukan revisi tata ruang kota. Pemkot bersama DPRD Samarinda harus menyesuaikan tata ruang kotanya dengan tata ruang provinsi Kaltim.
Hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih memperbaiki infrastruktur jalan dan drainase yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan kota.
Sementara itu, Walikota Samarinda Syahriee Jaang mengatakan revisi tata ruang kota Samarinda sedang dikerjakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Samarinda dan ke depan akan disesuaikan tata ruang provinsi Kaltim.
“Pemerintah juga berencana membangun 205 unit rumah untuk relokasi warga bantaran sungai Karang Mumus di daerah pengembangan kota di Makroman. Nantinya, ada juga jalan ring road menghubungkan Batu Cermin Sempaja ke Desa Pampang,” kata Jaang.