Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pertanian dan Kehutanan Kaltim Alami Kontraksi Dalam

Bank Indonesia menyebut kondisi sektor pertanian dan kehutanan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimatan Utara mengalami penurunan pada kuartal I/2016.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, SAMARINDA - Bank Indonesia menyebut kondisi sektor pertanian dan kehutanan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimatan Utara mengalami penurunan pada kuartal I/2016.
 
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Mawardi B.H Ritonga mengatakan, pertumbuhan sektor pertanian dan kehutanan di Kaltimra mengalami kontraksi yang dalam yakni sebesar -1,0%,  lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 0,7% (y-o-y).
 
"Sektor pertanian dan kehutanan dengan pangsa sebesar 7,7% terhadap perekonomian Kaltimra merupakan salah satu sektor ekonomi utama Kaltimra," ujarnya seperti yang dikutip dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kaltim, Selasa (14/6/2016).
 
Kontraksi pada sektor ini memberikan andil pertumbuhan negatif terhadap ekonomi Kaltimra kuartal I/2016 sebesar -0,1% (y-o-y). Subsektor perkebunan masih menjadi komponen utama pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kaltimra.
 
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Kaltimra tahun 2015, pangsa subsektor perkebunan sebesar 43% dan subsektor kehutanan (20%) serta sisanya merupakan subsektor tanaman pangan dan holtikultura.
 
Pada subsektor perkebunan Kaltimra, tanaman kelapa sawit merupakan komoditas utama dengan luas lahan lebih dari 1 juta Hektare yang menghasilkan lebih dari 10 juta ton pertahunnya.
 
Produksi Tandan Buah Segara (TBS) Kaltimra kuartal I/2016 sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan indeks produksi TBS pada kuartal I/2016 sebesar 299 atau tumbuh 1% (y-o-y), sedikit lebih rendah dibandingkan indeks produksi kuartal IV/2015 sebesar 301,8.
 
Penurunan produksi TBS merupakan dampak dari gangguan cuaca yang terjadi selama tahun 2015 yang lalu. "Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman dengan kebutuhan air yang sangat tinggi. Kemarau panjang dan rendahnya curah hujan pada tahun lalu berdampak pada produktivitas perkebunan kelapa sawit."
 
Harga TBS Kaltimra pada kuartal I/2016 tercatat Rp1.121,0/Kg atau terkontraksi -19,7% (y-o-y), namun meningkat dibandingkan dengan kuartal IV/2015 sebesar Rp1.036,7/Kg. Penurunan kinerja juga dialami oleh subsektor tanaman pangan dan holtikultura pada kuartal I/2016.
 
Secara tahunan, produksi padi sawah dan ladang sama-sama mengalami penurunan produksi yakni masing-masing terkontraksi -16,3% (y-o-y) dan -9,4% (y-o-y). Produksi holtikultura Kaltimra juga mencatat adanya penurunan produksi pada tanaman jagung dan kedelai dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
 
"Penyebab utama menurunnya produksi subsektor tanaman pangan dan holtikultura Kaltimra adalah faktor cuaca. Kemarau panjang, rendahnya curah hujan berdampak pada produktivitas tanaman pangan dan holtikultura Kaltimra," tutur Mawardi.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper