Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan akan membangun sarana penunjang aktifitas kepelabuhanan berupa depo konteiner atau lapangan penumpukan konteiner.
Fasilitas ini juga ditujukan sebagai sarana pendukung direct call dari pelabuhan peti kemas Kariangau.
Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud mengatakan, depo ini menyasar kegiatan bongkar muat di pelabuhan peti kemas Kariangau.
Dia juga mengaku belum dapat menjelaskan skema yang merinci mengenai pembangunan depo kontainer tersebut. Saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan tahap pengurusan perizinan.
"Perizinan sudah diurus tinggal menunggu rekomendasi dari Kementerian Perindustrian. Tarifnya berapa juga belum kami rumuskan. Yang jelas sekarang masih dalam tahap persiapan, tunggu saja nanti saat launching," jelas Rahmad, Selasa (23/8/2016).
Dia menerangkan, pada tahap awal depo kontainer akan dibangun di atas lahan seluas 2 hektare di Kawasan Industri Karingau (KIK). Luasan itu mampu menampung 4.000 unit kontainer setiap bulannya.
Saat ditanya mengenai lokasi pembangunan, Rahmad mengaku masih mencai lokasi yang strategis. Dia juga berencana akan membangun pergudangan di depo kontainer.
Menanggapi rencana tersebut, Direktur Utama PT Kaltim Kariangau Terminal M Basir menyambut baik dan memberikan dukungan. Sebab selama ini fasilitas yang demikian belum tersedia. Adapun lapangan penumpukan milik KKT, bersifat sementara untuk layanan bongkar muat.
Oleh karena itu tarif yang dibebankan tidak terlalu mahal, yakni Rp16.000 per hari untuk 5 hari pertama. Berikutnya akan dipatok Rp16.000 per hari. Jumlah itu sudah termasuk biaya asuransi jika terjadi kehilangan.
Basir mengatakan idealnya setelah bongkar muat selesai, seluruh kontainer tidak diperkenankan berlama-lama di pelabuhan.
"Kalau terlalu lama menumpuk akan mengganggu arus petikemas di pelabuhan. Idealnya memang harus ada, kalau memang pemkot berencana membangun depo tentu ini akan membantu dan kami siap untuk bersinergi."