Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Kota Balikpapan mengalami perlambatan, yakni sebesar 2,3% secara year on year pada kuartal II/2016, dengan nominal kredit berjalan hanya Rp22,79 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani mengatakan, tren perlambatan pertumbuhan kredit ini dipengaruhi oleh kontraksi perekonomian daerah dan tekanan dari resiko kredit yang meningkat.
"Secara penggunaannya, kredit konsumsi dan modal kerja tumbuh masing-masing 35%. Sementara kredit investasi tumbuh 30%. Peningkatan signifikan pada kredit investasi ini didorong oleh investasi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor listrik, air, dan gas," jelasnya, belum lama ini.
Dengan kondisi perekonomian daerah yang tak kunjung membaik, menurutnya ekspansi kredit tak lagi bisa diharapkan dapat tumbuh signifikan.
Bank sentral justru berharap perbankan dapat menjaga kualitas kreditnya dengan menekan laju kredit macet pada kolektabilitas 5.
Sepanjang kuartal II/2016, Bank Indonesia mencatat tingkat gross non performing loan perbankan di kota minyak telah menyentuh level 11,98%.
Sementara tingkat nett non performing loan mencapai sekitar 7%. Artinya, jumlah kredit macet pada kolektabilitas 5 mencapai 7% dari total penyaluran kredit.
Kontribusi NPL tertinggi berasal dari sektor pertambangan, disusul oleh sektor angkutan dan sektor perdagangan.
Dia mengaku telah meminta perbankan dengan NPL tinggi agar melakukan tindakan agar kualitas kredit macet tak semakin menurun.
"Kami harus optimistis kualitas kredit tak akan semakin memburuk, sebab sudah ada beberapa perbankan yang telah menjual agunan-agunan debitur yang bermasalah kreditnya.
Selain itu, perbankan juga sudah mulai mengalihkan sektor prioritas penyaluran kreditnya, itu cukup membantu menekan laju peningkatan NPL."