Bisnis.com, BALIKPAPAN - Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan menunjukkan bahwa pedagang eceran di kota tersebut masih mencatatkan pertumbuhan omzet.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani mengatakan, hal ini mengindikasikan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Balikpapan relatif masih normal meskipun kondisi perekonomian masih tumbuh melambat.
"Konsumsi masyarakat Balikpapan yang terbesar beralokasi pada barang-barang lainnya [pakaian jadi, farmasi], sisanya adalah bahan bakar kendaraan bermotor dan makanan, minuman, dan tembakau," jelas Suharman, belum lama ini.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, pangsa penjualan kategori barang-barang lainnya mencapai 30%, kategori bahan bakar kendaraan bermotor mencapai 28%, kategori makanan, minuman dan tembakau mencapai 26%. Sementara kategori lainnya memperoleh pangsa sekitar 1%-6%.
Sementara pertumbuhan indeks penjualan riil secara month to month pada Juni mencapai 12,3%.
Realisasi itu naik dari pertumbuhan pada Mei yang mencapai 3,7%. Namun tetap tak lebih tinggi dari pertumbuhan pada Februari dan Maret yang masing-masing mencapai 21,7% dan 26,4%.
Selain itu, bank sentral juga menyelenggarakan survei harga properti residensial pasar primer.
Pada kuartal II/2016, laju kenaikan indeks harga properti residensial cenderung melambat. Hal ini diperkirakan terjadi karena minimnya permintaan yang terdampak oleh laju perekonomian Balikpapan.
"Pertumbuhan indeks harga pada kuartal II mencapai 2,98% secara year on year, tapi secara kuartal ke kuartal hanya tumbuh 0,26% pada periode yang sama, turun lagi dari kuartal awal yang tumbuh mencapai 0,42%."