Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rumah di Balikpapan Cenderung Datar Di Akhir 2016

Bisnis.com, BALIKPAPAN-Bank sentral mencatat indeks harga properti residensial (IHPR) primer di Kota Balikpapan tumbuh melambat hanya 0,08% pada kuartal IV/2016 dibanding realisasi pertumbuhan kuartal sebelumnya.
pembangunan rumah/JIBI-Rachman
pembangunan rumah/JIBI-Rachman

Bisnis.com, BALIKPAPAN-Bank sentral mencatat indeks harga properti residensial (IHPR) primer di Kota Balikpapan tumbuh melambat hanya 0,08% pada kuartal IV/2016 dibanding realisasi pertumbuhan kuartal sebelumnya.

Pada kuartal I/2016, pertumbuhan IHPR mencapai 3% (yoy) kemudian menurun menjadi 1% pada kuartal IV. Pertumbuhan menurun drastis mulai kuartal II dan III, hingga berlanjut sampai akhir tahun.

Berdasarkan survei indeks harga properti residensial yang dilakukan pada 30 pengembang perumahan setempat, lambatnya laju pertumbuhan harga diakibatkan oleh menurunnya permintaan.

Ketua Real Estate Indonesia Balikpapan Edi Djuwadi membenarkan hasil survei tersebut. Menurutnya, penjualan rumah kelas menengah memang sangat anjlok sepanjang 2016.

"Anjlok berat, akibat dari pemutusan hubungan kerja di Kaltim, konsumen akhirnya pulang ke daerahnya masing-masing. Selain itu, banyak juga konsumen yang tidak meneruskan angsurannya," jelas Edi, Kamis (2/3/2017).

Lain halnya dengan penjualan rumah murah alias rumah subsidi pemerintah, yang diakuinya cukup laris lantarannya besarnya permintaan. Sehingga, hingga tahun ini pun banyak pengembang yang melanjutkan pembangunan perumahan subsidi.

Namun, dia optimistis penjualan rumah kelas menengah akan membaik sepanjang tahun ini. Pada awal tahun, beberapa konsumen telah menunjukkan minat untuk membeli.

"Mulai ada perubahan walaupun tidak signifikan. Tahun lalu kan konsumen-konsumen ini masih mikir-mikir, karena kondisi ekonomi juga tak menentu. Sekarang sudah mulai kelihatan minatnya," ujarnya.

Kendati sepanjang tahun lalu pembangunan rumah non subsidi tak melaju kencang, dia mengatakan ketersediaan unit rumah masih cukup memadai untuk memenuhi permintaan konsumen.

Bahkan, hampir rata-rata pengembang memiliki unit ready stock untuk dijual, baik rumah baru ataupun rumah take over dari konsumen-konsumen sebelumnya yang tak menyanggupi angsuran.

"Tahun ini kami targetkan pertumbuhan penjualan bisa menembus 20%, maunya sih sampai 50%. Tapi rasanya itu muluk-muluk, bisa menembus 20% saja sudah sangat bagus," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper