Bisnis.com, BALIKPAPAN--Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim intensif melakukan sosialisasi ke nelayan dan produsen untuk menjamin keamanan produk perikanan dari campuran bahan kimia berbahaya.
Kepala DKP Kaltim Nursigit mengatakan masyarakat diliputi kekhawatiran terhadap produk perikanan yang terindikasi mengandung unsur kimia, seperti borax atau formalin.
"Kita bicara tidak saja pada pengecer atau pedagang di pasar-pasar. Tapi lebih penting bagaimana sistem rantai dingin dari hulu hingga hilir produk perikanan. Karena itu saya sering sosialisasi ke nelayan, agen dan pengecer," jelasnya, Senin (17/4/2017).
Dalam sosialisasi, pihaknya mengimbau agar nelayan, agen, dan produsen tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Misalnya, saat nelayan melaut harus membawa batu es balok jika tidak memiliki alat pendingin guna mempertahankan kualitas ikan.
Selanjutnya, saat bongkar muat, pangkalan pendaratan ikan (PPI) harus dilengkapi dengan cool storage (lemari pendingin ikan) agar kualitas ikan tetap terjaga.
Selain itu, saat ikan diperjualbelikan di pasar-pasar juga harus memiliki cool room atau tempat penyimpanan yang bersuhu dingin agar mutu ikan ataupun produk lain terjaga.
"Kelemahan Kaltim, pasar-pasar yang ada belum dilengkapi sarana semacam cool room untuk menyimpan ikan, daging, sayuran dan buah," jelasnya.
Oleh karena itu, DKP meminta pengelola pasar agar menyiapkan coolroom ataupun coolstorage untuk tempat menyimpanan guna mempertahankan kualitas ikan agar tetap segar.
"Keberadaan sarana penyimpanan ini akan mencegah pihak tertentu untuk melakukan pengawetan atau mempertahankan kesegaran ikan dengan mencampurkan bahan kimia semacam borax ataupun formalin," tutup Nursigit.