Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerima Beras Sejahtera 2017 di Kaltara Turun 7%

Keluarga penerima beras sejahtera di Kalimantan Utara sepanjang 2017 menurun sebesar 7,37% dari tahun lalu, seiring dengan menurunnya angka kemiskinan di provinsi termuda di Kalimantan tersebut.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, BALIKPAPAN--Keluarga penerima beras sejahtera di Kalimantan Utara sepanjang 2017 menurun sebesar 7,37% dari tahun lalu, seiring dengan menurunnya angka kemiskinan di provinsi termuda di Kalimantan tersebut.

Gubernur Kaltara Irianto Lambrie mengatakan sesuai dengan data dari OPD, jumlah penerima rastra mencapai 23.086 keluarga penerima manfaat. Adapun pagu rastra untuk Kaltara sepanjang 2017 4.155 ton.

Pagu terbesar dialokasikan untuk Kabupaten Nunukan, sebanyak 1.587 ton, disusul dengan Kota Tarakan dengan pagu sebanyak 1.070 ton.

Sedangkan Kabupaten Bulungan menerima pagu 768 ton, Kabupaten Malinau menerima pagu 570 ton, dan Kabupaten Tana Tidung menerima 158 ton.

"Artinya, upaya pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan cukup berhasil. Dalam setahun ada lapangan kerja untuk 1.000 orang. Terbukanya lapangan kerja ini berpengaruh terhadap pengurangan angka kemiskinan," jelas Irianto dalam rilis resminya, Selasa (25/4/2017).

Dia berharap agar bupati dan wali kota mematangkan kualitas data masyarakat kurang mampu agar program-program bantuan dapat didistribusikan secara tepat sasaran, khususnya program bantuan pangan.

Untuk pendistribusian rastra, dia berharap kepala daerah memperhatikan ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketepatan administrasi, dan ketepatan harga. Agar penyaluran tidak bermasalah di kemudian hari.

"Saya sudah ajak wali kota dan bupati untuk bersama-sama memperbaiki data masyarakat yang kurang mampu. Kalau perlu, timnya bersama-sama turun ke lapangan," sambung Irianto.

Dia menekankan pentinganya bantuan pangan untuk masyarakat kurang mampu. Sebab, kurangnya pemenuhan kebutuhan pangan pada masyarakat dapat mengakibatkan banyak persoalan.

"Kebutuhan pokok atau pangan sangat penting, berbagai masalah bisa muncul akibat persoalan pangan. Maka kami sangat memperhatikan kebutuhan pangan masyarakat. Karena pangan mempengaruhi kualitas gizi bangsa," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper