Bisnis.com, PONTIANAK – Bank Indonesia memprediksi tekanan inflasi untuk Kalimantan Barat bakal kembali meningkat pada September 2017 disebabkan cuaca ekstrem di lautan lepas berpengaruh terhadap komoditas volatile food.
Kepala Perwakilan BI Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan, kondisi ekstrem cuaca menyebabkan nelayan enggan melaut sehingga mengurangi pasokan ikan terutama pada komoditas ikan tangkap, terutama ikan tongkol dan kembung.
Menurutnya, berdasarkan pemantau pola historis selama 4 tahun terakhir, tekanan inflasi September biasanya bersumber dari potensi risiko inflasi kelompok komoditas inti.
“Seperti kontrak rumah, harga emas perhiasan dan volatile food (VF) seperti sayur-sayuran. Pada Agustus ini VF memberikan andil inflasi seperti daging ayam ras, biaya sekolah menengah atas, biaya sekolah dasar, daging sapi dan ikan kembung,” kata Dwi kepada Bisnis, Rabu (6/9/2017).
Dia mengutarakan, kelompok VF pada bulan ini merupakan tertinggi bila ditilik berdasarkan historis selama 3 tahun terakhir.
Peningkatan harga pada komoditas daging ayam ras disinyalir akibat produksi ayam lokal berada kondisi menjelang masa panen. Sementara pasokan ayam dari luar Kalbar belum mencukupi.
Baca Juga
Melihat prediksi bulan depan, dia mengatakan perlu beberapa langkah pengendalian inflasi dilakukan TPID se-Kalbar untuk meninjau langsung ke pasar tradisional untuk memastikan kecukupan stok komoditas pangan khususnya daging ayam dan tangkap.