Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kantor Wilayah Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim) mencatat, penerimaan mencapai Rp 473 miliar atau 90,94 persen dari target setelah mengalami perubahan yakni sebesar Rp 520 miliar.
Jumlah itu meningkat 2 persen dari realisasi November 2016 yang mencapai Rp 419 miliar atau 80,80 persen dari target yang dibebankan sebesar Rp 519 miliar.
“Spare part, mesin dan alat berat merupakan komoditas impor yang mendominasi penerimaan bea masuk, yang mencapai Rp 436 miliar,” jelas Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai DJBC Kanwil Kalbagtim Widi Kurnianto, Senin (3/12).
Tumbuhnya penerimaan bea masuk dari ketiga komoditas itu menjadi sinyal kuat bahwa denyut perekonomian daerah khususnya industri batu bara mulai membaik. Adapun sisanya, sambung Widi, yakni Rp 37 miliar berasal dari bea keluar. Seperti, chips wood, batu bara, crude palm oil (CPO) dan hasil laut merupakan komoditas yang mendominasi ekspor di Kaltim.
Terwujudnya pelayaran internasional secara langsung (direct call) melalui Terminal Peti Kemas Karingau yang dikelola PT Kaltim Karingau Terminal (KKT) berpotensi mengerek penerimaan DJBC Kanwil Kalbagtim dari sebelumnya dinikmati daerah lain.
Surabaya salah satunya, karena menjadi gerbang sebagian besar komoditi laik ekspor Kaltim. Pun begitu untuk barang impor, lebih dulu masuk ke pelabuhan internasional di luar daerah baru kemudian dikirim ke daerah.
Selain direct call, rencana proyek pengembangan kilang PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) V melalui program Refinery Development Masterplan Program (RDMP) menjadi potensi berikutnya yang akan memberi pengaruhi positif bagi penerimaan.
Lebih lanjut dia menerangkan, dari total penerimaannya, Balikpapan memberi kontribusi terbesar, jumlahnya mencapai 85 persen. "Balikpapan didukung infrastruktur yang mendukung seperti pelabuhan dan bandara sehingga lebih memudahkan dibanding ke daerah lain," sambungnya.
Diketahui, sebelum terjadi perubahan target, posisi September, realisasi penerimaannya sudah terlampaui 6 persen dari target yang dibebankan sebesar Rp 435 miliar. Selain target yang dipatok menjadi lebih tinggi, perubahan itu membuat jumlah satuan kerjanya menyusut. Menyusul adanya pengembangan kantor wilayah. Semula delapan kantor menjadi enam.
Memiliki sisa waktu sekira 1,5 bulan, DJBC Kalbagtim turut yakin untuk target 2017 bakal terpenuhi. Meningkatnya target dan terpisahnya dua satuan kerja, memang cukup berat. Tapi tren penerimaan rata-rata per bulan, terutama dari Balikpapan, kami optimis, hingga akhir tahun 99 persen target akan terpenuhi," ungkapnya.
Sebelumnya diketahui wilayah operasi Kanwil Kalbagtim meliputi Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Tarakan, Nunukan, Bontang, Kotabaru dan Sangatta. Sejak Oktober, DJBC membentuk kanwil baru di Kalsel, maka sejak itu pula Banjarmasin dan Kota Baru melakukan pemisahan.