Bisnis.com, BALIKPAPAN- General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan memperkirakan akan terjadi penurunan penumpang selama angkutan liburan Natal dan Tahun baru (Nataru) 2017 sebesar 4 persen. Musababnya, belum membaiknya situasi ekonomi khususnya wilayah Kaltim.
"Tahun 2016-2017 sebanyak 479.223 penumpang. Tahun ini sedikit penuruan kurang lebih 4 persen karena kami lihat di Januari –November masih terjadi penurunan,” ungkapnya. Meski demikian, ia berharap akan terjadi peningkatan penumpang di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan menjelang akhir tahun ini.
“Dari reborn di akhir tahun kami harap ada peningkatan. Tapi dari data-data yang ada dan kondisi yang ada kayaknya masih terjadi stagnan,” ujarnya.
Sementara, penurunan penumpang tersebut selaras dengan jumlah pesawat yang datang dan pergi. Selama arus penumpang Nataru 2017-2018 ini, jumlah pesawat diperkirakan hanya sekitar 4.200, dari tahun sebelumnya mencapai 4.388.
“Sampai sejauh ini maskapai belum ada pengajuan ekstra flight. Kalau ada paling tidak dua pekan sudah ada pengajuan,” katanya. Sedangkan jumlah total penumpang di Balikpapan sepanjang tahun 2016 sekitar 7,6 juta. Tahun ini diperkirakan terjadi penurunan. “Tahun ini diperkirakan turun ada puluhan ribu,” sebutnya.
Handy juga berharap situasi ekonomi di 2018 lebih baik dari situasi 2017 ini. Apalagi sejumlah komoditas unggulan Kaltim sudah membaik seperti batu bara dan migas. “Karena dengan komoditas bagus, keamanan terkontrol ini jadi pancingan untuk investor orang datang kemari. Mudah-mudahan di 2018 awal sudah bagus,” harapnya.
Khusus pada angkutan Nataru 2016-2017 lalu jumlah penumpang yang datang dan diberangkatkan pada H-7 sampai H-1 berjumlah 171.792 penumpang. Sedangkan H+1 hingga H+7 jumlah penumpang yang datang dan berangkat berjumlah 178.024 penumpang.
Untuk mengantisipasi lonjakan, pihaknya akan mengoperasikan posko monitoring angkutan Nataru pada 18 Desember hingga 8 Januari mendatang. Posko ini akan beroperasi sesuai jam operasional bandara dan akan melibatkan pihak eksternal.
Meliputi Kantor Otoritas Bandara, TNI-Polri, Kantor Kesehatan Pelabuhan, BMKG, Basarnas, Sentra Komunikasi dan ORARI. Secara keseluruhan total personil yang dilibatkan dalam posko monitoring ini sebanyak 59 petugas. "Untuk peningkatan pelayanan dan keamanan penumpang yang lebih baik lagi," jelasnya.