Bisnis.com, BALIKPAPAN- PT Kaltim Kariangau Terminal terus berbenah menjelang peluncuran perdana layanan internasional direct call di Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau yang dijadwalkan pada 26 Maret mendatang.
“Setelah sekian lama persiapan yang kami lakukan, kami mantap untuk merealisasikan direct call ini sesuai jadwal. Sekarang persiapan sedang masuk tahap finalisasi,” jelas M Basir General Manager PT KKT dijumpai Bisnis, Rabu (7/2).
Operator pelabuhan Kawasan Industri Khusus (KIK) Balikpapan itu dipastikan menggandeng SITC Container Lines Co.Ltd sebagai mitra pelayaran. Perusahaan berbendera Tiongkok itu memfasilitasi rute pelayaran internasional dari dan menuju Balikpapan dengan volume muatan mencapai 350 kontainer.
Untuk ekspor perdana, KKT memastikan produk hasil olahan kayu berupa Plywood dan Cangkang Sawit akan menjadi komoditas lokal yang akan diekspor.
“Untuk tahap awal totalnya sebanyak 50 kontainer. Selain itu SITC juga sepakat tak lagi menetapkan kouta minimum [volume] melainkan akan melayani setiap pekan,” jelasnya.
Yang terbaru, pihak KKT telah memastikan kesiapan rute yang akan ditempuh kapal berbeda dari yang sebelumnya alias lebih singkat.
Baca Juga
Setelah muatan ekspor terpenuhi, kapal akan langsung mengambil rute berlayar langsung menuju Shanghai yang diperkirakan memakan waktu selama 14 hari. Rute ini diklaim lebih seksi dibanding sebelumnya, yakni Balikpapan- Manila- Hongkong-Korsel-Shanghai yang mencapai 17 hari. Karena lebih singkat, KKT meyakini kualitas barang kian terjaga.
“Ke depan kami juga akan ekspor hasil laut. Kaltara memiliki potensi itu. Prediksi kami dengan rute langsung bisa hemat waktu sampai 50 persen dan biaya sampai 40 persen,” ujarnya.Basir menambahkan sesuai rencana, Kamis (8/3) hari ini, importir cangkang kelapa sawit dari Vietnam dijadwalkan akan bertandang ke TPK Kariangau.
“Buyer dari Vietnam itu tertarik untuk mengolah menjadi pakan ternak. Mereka meninjau dulu sejauh mana kesiapan di sini,” katanya.
Di lain sisi komunikasi lanjutan dengan Pemerintah Provinsi Kaltim untuk menjamin ketersediaan pasokan lokal telah berhasil dilakukan. “Besok [lusa] para owner eksportir akan diundang untuk nota kesepahaman di Balikpapan,” jelasnya.
Umumnya, dia mengungkapkan, pihak importir telah mematok barang yang diekspor adalah produk siap pakai. Dia mengatakan untuk itu pemerintah mesti mempercepat upaya hilirisasi produk unggulan Kaltim menjadi produk yang siap pakai. “Perlu ketegasan dari pemerintah daerah agar para pelaku usaha mendukung penuh upaya ekspor satu pintu ini.”
Terkait ini, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan menyatakan siap mendukung pelaksanaan direct call.
“Dengan terbukanya pasar ke luar negeri tentunya akan meningkatkan daya saing dan nilai produk lokal. Kami akan memberikan pemahaman kepada para eksportir akan pentingnya hal ini,” jelas Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat kepada Binis, Rabu (7/3).
Seiring terbukanya pintu ekspor di TPK Kariangau, pihaknya juga berharap agar KKT berkerja sama dengan aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengawaan penyeludupan barang barang terlarang seperti narkotika.
Sekedar diketahui PT Pelindo IV sebenarnya telah mencanangkan adanya layanan direct call sejak dua tahun lalu atau Oktober 2016 silam.
Namun seiring persiapan dilakukan, beragam persoalan teknis didapati, salah satunya ketersediaan pasokan barang. Dari empat titik di bagian tengah dan timur Indonesia,
Balikpapan menjadi yang terakhir menerapkan direct call. Adapun Makassar lebih dulu menerapkan medio 2015 silam, diikuti Papua Barat setahun kemudian, dan Bitung pada 2016 lalu.