Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Layanan Internasional Direct Call Kaltim Terus Disempurnakan

Kaltim segera menindaklanjuti rapat koordinasi peningkatan ekspor peningkatan investasi daerah (Pepida) di Samarinda dengan pertemuan khusus dengan eksportir serta importir, seiring upaya menggaet dukungan terhadap layanan international direct call di terminal peti kemas atau TPK Kariangau.
Kaltim Kariangau Terminal. /Kaltim Kariangau
Kaltim Kariangau Terminal. /Kaltim Kariangau

Bisnis.com, BALIKPAPAN- Pemerintah Provinsi Kaltim segera menindaklanjuti rapat koordinasi peningkatan ekspor peningkatan investasi daerah (Pepida) di Samarinda dengan pertemuan khusus dengan eksportir serta importir, seiring upaya menggaet dukungan terhadap layanan international direct call di terminal peti kemas atau TPK Kariangau.

Rakor diadakan mengingat layanan ekspor satu pintu di pulau Kalimantan itu berhasil direalisasikan oleh PT KKT, selaku pengelola TPK Kariangau namun perlu disokong banyak pihak, khususnya pelaku usaha agar terus berlanjut.

Dalam ekspor perdana pada awal pekan ini, sebanyak 40 kontainer berisi komoditi lokal berupa plywood dan cangkang sawit berhasil diekspor ke Korea, dan Jepang melalui Shanghai, China.

"Saya yakin direct call akan memacu kinerja perdagangan luar negeri untuk komoditas unggulan daerah," ungkap Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak kepada Bisnis, Rabu (28/3).

Direct call, kata Awang, selaras dengan visi pemerintah daerah yang sedang menggiatkan beberapa sektor seperti industri pengolahan sawit, agroindustri karet, dan pertanian dalam arti luas berikut industri turunannya.

“Direct call menjadi stimulus perkembangan kawasan industri sekaligus mempercepat transformasi dan pertumbuhan ekonomi daerah semakin baik,” katanya.

Dijelaskan Kaltim telah merealisasikan direct call di pelabuhan internasional Terminal Petikemas Kariangau Balikpapan, dan bukan tak mungkin menyusul di KIPI Maloy Kutai Timur yang masih dalam proses pembangunan di masa mendatang.

Terkait rakor, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim optimistis menggaet dukungan dari 10 kabupaten/kota yang ada pada layanan ekspor langsung ini.

"Seluruh perwakilan OPD yang menangani produksi, PTSP dan Perdagangan di samping pejabat yang membidangi ekonomi di pemkot/pemkab hadir. Saya kira cukup mewakili untuk dapat mensosialisasikan direct call ini ke masing-masing pelaku usaha di wilayahnya, termasuk melakukan identifikasi produk unggulan potensial ekspor daerah," ungkap Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kaltim Elviana dikonfirmasi Bisnis, Selasa (28/3).

Dalam rakor dia mengatakan sebanyak lebih dari 25 eksportir dan importir se-Kaltim juga berhasil dihadirkan. "Kami segera tindak lanjut dengan pertemuan yang lebih khusus."

Tantangan terbesar menjaga kesinambungan saat ini adalah meyakinkan para pelaku usaha atau bisnis untuk memanfaatkan TPK Kariangau dalam hal internasional direct call di Kaltim.

Sebelumnya direct call sempat urung terealisasi mengingat banyak pihak pesimistis akan kesinambungan layanan ini.

"Perlu pendekatan face to face, ya ibarat penjual kosmetik yang menawarkan produk bagaimana trik supaya pembeli tertarik. Di luar itu pasokan komoditi unggulan juga mesti terjaga," jelasnya.

Meski berhasil melakukan ekspor perdana ke China, layanan internasional sejauh ini belum juga diresmikan.

Direktur Utama PT KKT M Basir mengatakan, pihaknya menargetkan launching international direct call perdana menuju Tiongkok pada 10 April nanti dengan pengiriman 50 kontainer komoditas rumput laut, cangkang sawit dan ikan.

"Dalam launching yang harus meresmikan adalah Menteri BUMN," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (28/3).

Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo menyebut, ekspor-impor langsung lewat Kaltim memang lebih efisien dibanding daerah lain di Pulau Jawa.

"Sekarang tinggal kita sebagai pengusaha lokal menjemput peluang,” ucapnya dihubungi, Rabu (28/3)

Menurutnya, PT KKT sudah membuka direct call ini, dari sisi pengusaha, mampu meningkatkan daya saing. Portofolio mereka pun semakin bagus.

“Yang dicemaskan, jika peluang itu justru tidak ditangkap pengusaha lokal. Kan sangat sayang sekali. Jangan sampai kita hanya jadi penonton saja,” tuturnya.

Bagi pengusaha lokal, ini menjadi pintu besar mereka untuk meraup pangsa pasar luar negeri. Untuk impor, dia juga menyebut skema rute internasional ini tak kalah bermanfaat. Pasalnya, masa pasokan barang dari luar negeri selama ini masih relatif terlalu lama. Sebab, harus melalui proses bongkar muat di Jakarta atau Surabaya.

“Kalau diberlakukan direct call ini, dari segi harga, barang yang datang pasti akan murah. Efeknya, harga produk impor yang beredar di pasaran bakal lebih murah. Ini jadi tantangan lagi bagi produsen lokal,” tambahnya.

Peluang ini sudah di depan mata. Menurutnya, investor dari luar Kaltim pasti melirik hal ini. Memang bagi daerah bagus. Semakin banyak investasi kinerja ekonomi terpacu. Namun kalau dí kuala orang lain sama saja. Efeknya bisa hingga tenaga kerja.

“Contohnya saja, tenaga kerja luar Kaltim sekarang ini banyak. Kenapa? karena mereka melihat peluang yang menjanjikan. Sama halnya dengan pengusaha. Kalau diam saja. Hanya menutup mata percuma saja direct call ini,” sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fariz Fadillah
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper