Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Udang Cenderung Turun, Petani Tambak Tarakan Protes

Para petani tambak yang tergabung dalam wadah Gerakan Bela Petani Tambak Tarakan rame-rame mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan, Selasa (7/8/2018).
Udang vaname/Antara-Syifa Yulinnas
Udang vaname/Antara-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, TARAKAN - Para petani tambak yang tergabung dalam wadah Gerakan Bela Petani Tambak Tarakan rame-rame mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan, Selasa (7/8/2018).

Relawan Gerakan Bela Petani Tambak Tarakan, Kamsir menjelaskan maksud dan tujuan pihaknya mengadu kepada wakil rakyat.

Harga komoditi udang yang diterima petambak dinilai sangat rendah alias tidak bersahabat. Sementara, biaya operasional dan kebutuhan hidup terus meningkat.

"Kami menuntut kepada dewan agar ditindaklanjuti permasalahan yang kami sampaikan dan disikapi dengan serius," katanya kepada Bisnis.

Dia menegaskan, bila dewan tidak serius menindaklanjuti permasalahan harga komoditi udang yang sangat minus diterima petambak, pihaknya akan melakukan unjuk rasa.

Namun, persoalan yang disampaikan bukan untuk menyerang pengusaha cold storage atau pemerintah. Hanya saja, Kamsir bersama rekan-rekan menuntut kesejahteraan petambak yang saat ini dinilai belum tercapai.

"Kami bukan mau menyerang, tapi bagaimana kami mencari keadilan," jelasnya.

Dia menjelaskan, harga komoditi udang saat ini variatif, namun tidak konteks menguntungkan bagi petani tambak. Persoalan utamanya ialah, perbedaan yang terjadi antara harga komisi dan harga pokok sangat jauh.

"Makanya kami menuntut agar harga komisi tidak ada, namun dikembalikan kepada harga pokok. Dengan begitu, keadilan pemerataan ekonomi di tengah masyarakat hadir," ulasnya.

Penurunan harga yang dialami petani tambak mencapai 50%. Udang size 15 hingga 20 dihargai sekira Rp120 ribu untuk harga pokok. Dia menyayangkan, belum ada regulasi soal standarisasi harga komoditi udang.

"Kami juga mengerti dunia pasar. Tetapi persoalan yang kemudian ketidakadilan harga ini yang kami alami. Ditambah lagi tidak ada transparansi," cetusnya kesal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Eldwin Sangga
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper