Bisnis.com, BANJARMASIN- Bank Indonesia berharap, adanya upaya yang lebih konkrit dari masyarakat maupun pelaku usaha di Banua dalam mendukung Pemerintah untuk memperkuat nilai tukar Rupiah terhadap Dolar.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Pewakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Provinsi Kalsel Herawanto di sela kegiatan Knowledge Sharing yang diselenggarakan oleh BI Perwakilan Wilayah Kalsel bersama Insan Pers, Rabu (12/9/2018) di Aula Lantai 2 Kantor BI Banjarmasin.
"Salah satunya adalah dengan menukarkan sebagian simpanan Dollar masyarakat maupun pelaku usaha ke Rupiah. Jika ini bisa dilakukan tentunya akan sangat membantu tambahan devisa negara untuk memperkuat nilai mata uang rupiah," tegasnya.
Baca Juga
Lalu langkah kedua yang bisa dilakukan adalah mengurangi konsumsi barang impor dan menggantinya dengan barang subtitusi lainnya yang bukan merupakan barang impor.
"Contohnya pelaku usaha kue yang sebelumnya menggunakan tepung terigu, mungkin bisa menggantinya dengan tepung beras atau tepung dari ubi-ubian. Dengan demikian kita bisa mengurangi ketergantungan dari barang impor yang ujungnya bisa membantu memperkuat nilai mata uang rupiah," tambahnya.
BI sendiri untuk memperkuat kembali nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar sudah melakukan berbagai langkah strategis, baik itu dengan kebijakan menaikkan suku bunga, melakukan intervensi di pasar valas dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari Pasar Sekunder, menyediakan instrumen Swap Valas dan Swap Hedging dengan syarat dan harga yang lebih mudah dan murah, melakukan relaksasi makroprudensial dan akselerasi pendalaman pasar keuangan hingga memperkuat sinergi dan kordinasi dengan Pemerintah dan Lembaga Keuangan terkait.
"Walau sudah melakukan berbagai langkah tadi, kami tentunya tetap berharap adanya dukungan serta dari pelaku usaha dan masyarakat. Karena jika dilakukan bersama kami optimis mata uang Rupiah bisa kembali menguat terhadap Dollar," jelasnya.
Terkait adanya isu kembalinya terulang krisis ekonomi di Indonesia seperti Tahun 1997 lalu di Indonesia pada Tahun 2018 ini akibat terus melemahnya nilai Mata Uang Rupiah terhadap Dollar, BI Perwakilan Wilayah Kalsel mengatakan hal tersebut hanya isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kami malah meyakini bahwa kondisi perekonomian Indonesia tetap kuat dan berdaya tahan. Beberapa indikator perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan tersebut, seperti pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cukup baik, dan inflasi yang rendah serta terjaga. Namun demikian, kami juga senantiasa mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian global sebagaimana yang terjadi pada Turki dan Argentina beberapa waktu lalu," pungkasnya.