Bisnis.com, JAKARTA – Kalimantan Utara pada tahun 2019 memiliki prioritas program dalam pengembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kaltara Risdianto mengatakan, ada dua potensi hidrologi terbesar di Indonesia yang tengah dilirik yaitu Papua dan Kaltara tetapi Kaltara dipilih oleh investor karena memiliki tingkat keamanan yang baik.
“PLTA Kayan nanti dirancang untuk dibangun dengan lima bendungan dengan total daya dihasilkan mencapai 9.000 megawatt (MW),” kata Risdianto dari siaran pers Pemprov Kaltara, Rabu (19/9/2018) lalu.
Menurutnya, investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTA ini mencapai US$3 hingga 3,5 juta per 1 MW dengan kontraktor pelaksanaannya adalah PT Kayan Hidro Energy (KHE).
Dia mengatakan, informasi dari pihak investor seluruh perizinan sudah clean and clear (CnC). Adapun, konstruksi bendungan belum mendapatkan izin apabila telah mengantongi izin ditargetkan pelaksanaan kegiatan konstruksi pada April 2019.
Dampak dari pembangunan PLTA Kayan nanti, menurutnya, potensi sub sektoral yang dapat dikembangkan seperti pemanfaatan air permukaan yang dapat menyumbang pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Selain itu bendungan dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata, penunjang pertanian, perikanan. Dari sisi konstruksinya banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Di sini, diprioritaskan agar penggunaan tenaga kerja lokal dikedepankan,” kata dia.
Selain PLTA Kayan, kata dia, Pemprov Kaltara tengah mendukung upaya penyediaan tenaga listrik yang dilakukan PT PLN yang sedang membangun jaringan interkoneksi Kalimantan.