Bisnis.com, JAKARTA -- Penyaluran kredit PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (Bank Kalteng) terhadap usaha perkebunan sawit masih kecil.
Direktur Pemasaran, Bisnis, & Unit Usaha Syariah Bank Kalteng Djoni Widjanarko Kridarso mengatakan perseroan baru menyalurkan outstanding senilai Rp117,4 miliar kepada 1.093 debitur pengusaha sawit hingga akhir Oktober 2018.
Dengan kata lain, porsi penyaluran kredit ke usaha perkebunan sawit terhadap protofolio kredit baru 3,14%.
"Kontribusi Bank Kalteng tahun 2018 ke sektor perkebunan sawit masih kecil karena pada tahun 2018 harga sawit mengalami penrunan dari tahun 2017. Target ahir tahun 2018 untuk sektor perkebunan sawit Rp120,8 miliar," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (5/12/2018).
Djoni menambahkan keclnya kontribusi perseroan kepada sektor terebut salah satunya disebabkan oleh sumber daya perseroan yang belum memenuhi kualifikasi. Pasalnya, sambungnya, penyauran kredit ke usaha perkebunan sawit memerlukan keahlian khusus.
Dari sisi kesehatan aset, rasio kredit bermasalah pada sektor sawit berada di posisi 1,32% atau senilai Rp1,5 miliar. Pada tahun depan, Djoni berujar perseroan akan berusaha menekan rasio kredit bermasalah pada sektor sawit menjadi 0,5%.
Namun demikian, tambah Djoni, perseroan akan secara selektif menaikkan target penyaluran kredit ke perkebunan sawit sebesar 40,8% atau menjadi Rp170,2 miliar pada akhir tahun depan.
Djoni berujar kenaikan ini disebabkan oleh hasil pemetaan perseroan yan menunjukkan potensi usaha perkebunan sawit di Kalimantan Tengah cukup besar.
Pasalnya, sambungnya, banyak kelompok tani maupun individu pengusahan perkebunan sawit yang belum bekerja sama dengan perseroan.
Selain itu, perseroan juga diminta oleh pemegang saham untuk meningkatkan protofolio pembiayaan kepada usaha sawit secara selektif, khususnya untuk keperluan peremajaan perkebunan sawit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2016 ada 1,4 juta hektar kebun sawit di Kalimantan Tengah yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.
Hingga bulan kesepuluh 2018, portofolio kredit perseroan tumbuh 9,94% menjadi Rp4,9 triliun dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp4,8 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, dana perseroan naik 8,68% menjadi Rp7,2 triliun dari Rp6,6 triliun. Pertumbuhan tersebut menjadikan aset perseroan terkatrol sebesar 9,01% menjadi Rp8,9 triliun.