Bisnis.com, PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan setempat akan menerapkan kebijakan memberikan tanda tinta di jari kepada setiap pembeli elpiji bersubsidi di agen dan pangkalan.
"Penggunaan tinta di jari si pembeli bertujuan agar yang bersangkutan tidak membeli elpiji subsidi secara berulang sehingga elpiji 3 kilogram tersebut memang dibeli oleh yang berhak saja," kata Dinas Koperasi, Usaha MIkro, dan Perdagangan Kota Pontianak Haryadi S. Triwibowo di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (10/12/2018).
Dia menjelaskan penerapan pembelian elpiji dengan memberikan tinta bagi si pembeli akan dilakukan mulai Kamis (13/12/2018) sehingga kuota elpiji subsidi di Pontianak memang benar-benar tepat sasaran.
"Penerapan model tersebut, karena ada indikasi ibu-ibu rumah tangga yang membeli lebih dari kebutuhan mereka, dengan cara membeli elpiji dari pangkalan yang berbeda-beda, setelah terkumpul, dijual kembali," ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut dia, bagi masyarakat yang telah diberi tinta di jarinya tidak bisa berbohong untuk membeli elpiji lagi di agen atau pangkalan lain. "Tetapi kalau menggunakan KTP atau KK seperti sebelumnya, oknum warga yang bersangkutan masih bisa membeli di tempat lain," kata Haryadi.
Dia menambahkan tinta tersebut baru terhapus dari jari pembeli elpiji sekitar dua minggu atau sama dengan jatah setiap KK 2 pekan dalam pembelian elpiji subsidi tersebut.
"Kami juga sudah membuat surat edaran kepada hotel, restoran, rumah makan, PNS agar tidak menggunakan elpiji 3 kilogram karena elpiji tersebut memang diperuntukkan masyarakat miskin," ujarnya.
Data Pemkot Pontianak menunjukkan kuota elpiji subsidi untuk Pontianak sebulan sekitar 56.000 tabung. "Seharusnya kuota itu sudah cukup, tetapi ada masalah di lapangan, ada masyarakat yang membeli untuk dijual kembali," ujarnya.
Sebelumnya, Executive Elpiji PT Pertamina (Persero) Pontianak Sandy Rahadian menyatakan PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalbar menambah stok dan pasokan elpiji subsidi atau tabung 3 kilogram sebesar 5% dari kebutuhan normal menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Penambahan stok dan pasokan elpiji subsidi tersebut sebagai antisipasi meningkatnya permintaan elpiji 3 kilogram tersebut menjelang dan sepanjang Perayaan Natal dan Tahun Baru di Kalbar," katanya.
Dia menjelaskan sepanjang November 2018, Pertamina juga telah melakukan penambahan stok dan pasokan, yakni 38.640 tabung atau menjadi sebanyak 3.174.800 tabung dalam bulan itu.
"Kemudian untuk Desember 2018, stok dan pasokan kembali diperbanyak menjadi 182.560 tabung atau menjadi 3.318.000 tabung, sebagai antisipasi meningkatnya permintaan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang merayakan Natal dan Tahun Baru," ujar Sandy.