Bisnis.com, JAKARTA -- Pemprov Kalimantan Timur menargetkan pengembangan tanaman sukun di lahan-lahan tidak produktif dan terlantar pada 2019.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, alasan pengembangan sukun di lahan tidak produktif sebagai upaya mendukung program diversifikasi pangan atau penganekaragaman konsumsi pangan.
"Penduduk bertambah dan volume konsumsi beras semakin besar, kondisinya akan semakin rumit, ketika suplai pangan terutama beras tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Diversifikasi pangan perlu dan sukun mulai kami kembangkan pada 2019 ini,” kata Isran dari siaran pers Pemprov Kaltim, Rabu (2/1/2019).
Menurutnya, sektor pertanian di Kaltim walaupun memiliki potensi lahan yang cukup besar namun masih menghadapi permasalahan terutama masalah pangan khususnya komoditi beras yang masih mengalami kekurangan produksi, sehingga mendatangkan dari daerah lain bahkan impor dari negara lain.
Gubernur menyebutkan konsumsi beras 113 kg per kapita per tahun atau kebutuhan sekitar 70.000 ton per tahun untuk memenuhi konsumsi masyarakat Kaltim.
“Tapi kalau itu diturunkan menjadi 85 kg per kapita per tahun maka kita masih kekurangan sekitar 35.000 hingga 40.000 ton per tahun,” katanya.
Baca Juga
Oleh karena itu, lanjut Isran, masyarakat harus berusaha mengubah atau mengurangi pola makan yang selama ini masih besar ketergantungan kepada beras.
"Sumber pangan lain dan karbohidrat lain di luar beras atau nasi, pemprov sudah belajar di mana-mana dan diversifikasi pangan harus digalakkan,” harapnya.
Isran menambahkan tanaman sukun tidak semata untuk produksi dan konsumsi tetapi jenis tanaman ini mampu memperbaiki kondisi lingkungan dan hutan.