Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kehadiran Bandara Samarinda Baru diprediksi akan membuat pertumbuhan bisnis di Balikpapan bergeser ke Samarinda.
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan Nur Wahid menyatakan sebagai sentra bisnis di Kalimantan Timur, posisi Balikpapan dalam beberapa waktu ke depan akan beralih ke Samarinda.
Menurut Nur, sejak beroperasinya Bandara Samarinda Baru atau Bandara Aji Tumenggung Pranoto, maka akan memudahkan akses masuk untuk bisnis dan investasi di Samarinda.
“Seiring dengan beroperasinya bandara di Samarinda, peran Balikpapan sebagai sentral bisnis akan berkurang. Orang sudah tak harus ke Balikpapan lagi,” kata Nur kepada Bisnis, Kamis (3/1/2019).
Meskipun begitu geliat pertumbuhan ekonomi di Balikpapan masih cukup baik mengingat kontribusi dari kilang minyak di daerah ini yang sangat besar terhadap pendapatan daerah.
Dia memperkirakan kilang minyak bisa berpotensi menaikkan 40% secara langsung, dan 20% sampai 30% secara tidak langsung.
“Jadi bisa lebih dari 60% makro ekonomi di Balikpapan kontribusi terbesarnya dari industri kilang minyak,” terangnya.
Sementara itu, Nur juga mengatakan angka inflasi Desember 2018 mencapai 0,86%. Adapun kelompok komoditi dengan pengeluaran terbanyak pada Desember lalu adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 3,88%. Diikuti komoditi kesehatan sebesar 1,02%, komoditi makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,39%. Kelompok komoditi sandang hanya mencatat kenaikan indeks harga sebesar 0,06%.
Adapun komoditi yang memberikan kontribusi terbesar pada inflasi Desember adalah angkutan udara. Kenaikan indeks harga angkutan udara mencapai 21,6% dan memberikan kontribusi pada inflasi sebesar 0,74%.
"Kenaikan ini [angkutan udara] sudah mulai sejak November," terang Nur kepada Bisnis.
Komoditi lain yang menyumbangkan kenaikan harga adalah kangkung sebesar 15,5% hingga memberikan inflasi 0,078%. Disusul telur ayam ras dengan kenaikan 6,37% dan menyumbang inflasi 0,04%. Nur mengaku ada 4 komoditas sayuran lokal yang harganya selalu berfluktuasi yaitu; kangkung, bayam, sawi, dan kacang panjang.
"Selain karena siklus permintaan, biasanya karena faktor cuaca sehingga berpengaruh terhadap produksi sayur tersebut," sambungnya.
Sementara itu kata Nur, komoditi yang mengalami penurunan indeks harga adalah pendidikan, rekreasi, dan olahraga yakni -0,05% serta kelompok bahan makanan sebesar -0,13%.
Beberapa contoh komoditi yang mengalami penurunan indeks harga dan menahan inflasi adalah kacang panjang dengan penurunan 14,82% dengan kontribusi pada inflasi -0,05%. Diikuti ketimun dengan penurunan 25,69% dan memberi kontribusi menahan inflasi -0,03%.
Adapun bahan makanan lain yang menahan laju inflasi adalah sawi hijau dengan penurunan indeks harga 16,01%, dan memberi kontribusi pada inflasi -0,036%.