Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Perbankan di Balikpapan Meningkat 10,85%

Penyaluran kredit perbankan pada 2018 juga masih tumbuh positif pada level 5,98% (y-o-y), meskipun sedikit melambat dibandingkan 2017 yang tercatat 6,22%.

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Aset perbankan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengalami kenaikan 10,85% sepanjang 2018 lalu.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Balikpapan, Suharman Tabrani menyatakan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan Kota Balikpapan pada 2018 dari kinerja perbankan disertai fungsi intermediasi tetap terjaga.

Dia menyebut aset perbankan tercatat sebesar Rp32,13 triliun, tumbuh sebesar 10,85% (y-o-y). Peningkatan aset perbankan terutama didorong oleh penambahan sejumlah kantor cabang perbankan di Balikpapan.

“Salah satunya yang masuk ada May Bank,” ucap Suharman di Rumah Jabatan Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Selasa (29/1/2019).

Dia menyebut, dari segi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Balikpapan, sampai akhir 2018 tercatat Rp26,42 triliun atau mengalami pertumbuhan 12,51% (y-o-y), angka ini lebih tinggi dari 2017 yaitu hanya 4,28% (y-o-y). Adapun peningkatan DPK ini didorong oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tercatat sebesar 10,96% (y-o-y), dan 16,43% (y-o-y).

Suharman menyatakan peningkatan tersebut dipicu oleh peningkatan suku bunga perbankan, terutama suku bunga deposito pada akhir 2018 lalu.

Suharman menambahkan, produk tabungan masih memberikan share yang paling besar, yaitu 49,04%, sedangkan share deposito dan giro tercatat masing-masing sebesar 32,92% dan 18,04%.

Ke depannya, kata Suharman, DPK di Balikpapan masih berpotensi meningkat mengingat tingkat suku bunga yang masih cenderung stabil.

Adapun untuk menjalankan intermediasi, Suharman menyebut penyaluran kredit perbankan pada 2018 juga masih tumbuh positif pada level 5,98% (y-o-y), meskipun sedikit melambat dibandingkan 2017 yang tercatat 6,22%.

Adapun perlambatan terutama dipengaruhi kredit modal kerja tumbuh negatif -0,44% (y-o-y). Kondisi ini pasalnya disebabkan penurunan kredit yang disalurkan ke sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan akibat tingginya risiko kredit pada sektor tersebut.

Adapun kredit konsumsi tumbuh sebesar 6,05% (y-o-y) melambat dibandingkan 2017.

Sementara itu untuk kredit investasi menjadi penopang tingkat pertumbuhan sebesar 13,86% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan 2017 sebesar 0,35% (y-o-y). Apabila dilihat berdasarkan komposisinya, penyaluran kredit tahun 2018 masih di dominasi oleh kredit konsumsi yang memiliki pangsa sebesar 36%.

Terkait kredit modal kerja dan kredit investasi memiliki pangsa masing-masing sebesar 33,31% dan 30,68%. Sedangkan berdasarkan sektor ekonomi, kredit paling banyak disalurkan ke sektor perdagangan sebesar 19,4%, diikuti dengan sektor jasa dunia usaha sebesar 10,3%, dan sektor pertanian sebesar 8,4%. Pertumbuhan kredit tertinggi secara sektoral adalah sektor pertanian sebesar 39,28%, dan sektor jasa dunia usaha sebesar 22,54%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper