Bisnis.com, BANJARMASIN- Penanganan pecahnya pipa air baku dari Intake Sungai Tabuk ke Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Pramuka berdiameter 1.200 mm oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih disesalkan berjalan lamban.
Karena lamban penangannya, menurut Ketua Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Kalsel Winardi Sethiono, membuat banyak sekali masyarakat di Kota Banjarmasin kekurangan air bersih untuk memenuhi berbagai keperluan keseharian mereka.
"Mereka ini seperti perusahaan yang baru berdiri saja, lamban betul penanganannya. Harusnya masalah ini bisa diselesaikan secepat mungkin, karena kebutuhan air di Kota Banjarmasin adalah kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh masyarakat," tegasnya, Senin (18/02/2019).
Bahkan ia menilai PDAM Bandarmasih tidak bertanggungjawab kepada masyarakat yang terdampak pecahnya pipa. Karena tidak ada solusi untuk menyediakan air bersih secara cuma-cuma di wilayah yang tidak dialiri oleh air bersih PDAM Bandarmasih untuk sementara waktu.
"Ada katanya memang air bersih disediakan, tapi dari laporan masyarakat itu pun harus mengambil ke IPA Jalan Pramuka dan berbayar. Harusnya sebagai bentuk tanggungjawab PDAM Bandarmasih masyarakat tidak perlu bayar," ucapnya.
Melihat kinerja yang buruk dari perusahaan daerah tersebut, ia pun berharap ada evaluasi managemen yang harus dilakukan Walikota Banjarmasin kedepannya terhadap PDAM Bandarmasih agar bisa lebih, respek dan profesional untuk melayani pelanggannya.
Baca Juga
Selain itu ia juga berharap pihak terkait hingga para penegak hukum bisa ikut mengaudit proyek-proyek pipa yang sudah atau pun akan digarap oleh PDAM Bandarmasih. Hal ini penting untuk menjamin proyek yang dijalankan memang sesuai dengan yang direncanakan.
"Saya ingatkan lagi, kalau tidak bisa kerja ganti saja jajaran Direksi atau pihak terkaitnya. Karena permasalahan buruknya pelayanan PDAM Bandarmasih pada masyarakat tidak kali ini saja, namun sudah sering dan berulang terjadi," pungkasnya.