Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maret 2019, Balikpapan Mengalami Deflasi 0,28 Persen, Ini Penyebabnya

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto mengatakan inflasi maret tahun ini, juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulan Maret selama 3 tahun terakhir yang sebesar 0,07 persen (mtm).
Ilustrasi-Suasana di pasar tradisional/ JIBI-Abdullah Azzam
Ilustrasi-Suasana di pasar tradisional/ JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar 0,28 persen pada bulan Maret tahun ini, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,20 persen month to month (mtm). Deflasi tersebut didorong oleh koreksi harga angkutan udara dan bahan makanan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bimo Epyanto mengatakan inflasi maret tahun ini, juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulan Maret selama 3 tahun terakhir yang sebesar 0,07 persen (mtm). 

“Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan mencatatkan angka sebesar 2,97 persen year on year(yoy) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,48 persen (yoy), namun lebih rendah dari Provinsi Kalimantan Timur sebesar 2,99 persen (yoy),” jelas Bimo, Senin (1/4/2019).

Inflasi pada bulan Maret 2019 lebih banyak didorong oleh penurunan harga kelompok bahan makanan yang memberikan andil deflasi terbesar yaitu -0,21 persen (mtm). Deflasi pada kelompok ini didorong oleh telur ayam ras, wortel dan layang dan benggol. Sedangkan kelompok transport,  Komunikasi dan Jasa. Keuangan juga mengalami deflasi dengan sumbangan sebesar -0,10 persen (mtm) seiring dengan penurunan tarif angkutan udara (-0,15 persen, mtm) meskipun tertahan kenaikan harga mobil dengan sumbangan 0,05 persen (mtm). 

Di sisi lain, kelompok pendidikan dan kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau mengalami inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm) yang dipengaruhi oleh kenaikan biaya pendidikan SD dan harga rokok kretek filter. 

“Ke depan, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberi tekanan inflasi, diantaranyaterhambatnya pasokan bahan makanan dampak masih tingginya curah hujan di daerah pemasok, penyesuaian tarif sewa rumah atau akomodasi, dan kenaikan harga mendekati bulan Ramadan,” tambahnya.

Sebagai upaya pengendalian inflasi daerah dan memitigasi tekanan risiko inflasi, Tim Pengendalian Inflasi daerah (TPID) Kota Balikpapan telah mengambil beberapa upaya pengendalian harga yaitu melakukan pemantauan komoditas secara berkala, menyusun dan merumuskan RoadmapPengendalian Inflasi Kota Balikpapan. 

 “Kita akan melakukan Aktivasi Rumah Pangan Kita melalui Bulog, dan melanjutkan program urban farming program Kampung Wisata Peduli Inflasi di Kampung Phinisi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler