Bisnis.com, SAMARINDA – Perusahaan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, PT Melati Bhakti Satya menjalin kerjasama bisnis dengan Unit Pengelola Bandar Udara APT Pranoto untuk pengelola fasilitas dan membangun kawasan penunjang bandara menjadi aerocity.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi mengatakan saat ini Bandara APT Pranoto per hari sudah menerima 4000 penumpang yang berangkat maupun datang.
Namun dengan beberapa fasilitas yang masih kurang, Pemprov Kaltim berencana untuk menjalin kerjasama pengelolaan antara Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto dengan PT Melati Bhakti Satya (MBS).
“Kita ada saham [modal] Rp1 triliun ya, jadi kita minta ada beberapa bagian dikelola BUMD salah satunya MBS untuk kargo, parkir, dan tenant,” kata Hadi di Kantor Pemprov Kaltim, Senin (20/5/2019).
Hadi memprediksikan, seiring dengan tingginya maskapai penerbangan memperluas rut eke APT Pranoto, jumlah penumpang di bandara Kota Samarinda ini bisa melonjak antara 5000 penumpang sampai 7000 penumpang.
Dengan prediksi tersebut, Hadi optimistis pengelolaan parkir oleh MBS bisa membantu BUMD tersebut mendongkrak pendapatan dan menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih besar nantinya.
Baca Juga
Dia menyatakan, rencananya juga MBS akan bertugas untuk membangun fasilitas penunjang di kawasan bandara agar tercipta aerocity baru di Samarinda.
Hadi berharap dengan pembangunan aerocity oleh MBs maka porsi pendapatan BUMD ini di masa depan akan semakin besar. Adapun beberapa contoh aerocity adalah pembangunan tenant seperti mal di kawasan sekitar bandara.
“Kita sudah minta MBS prioritas jangan hanya yang kecil, parkir, aerocity bisa dikelola MBS,” kata Hadi.
Dia menambahkan, target mulainya pembangunan aerocity ini setelah selesainya pembangunan proyek strategis nasional (PSN) jalan tol Balikpapan-Samarinda. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan kondisi anggaran dan juga geliat arus penumpang di Kaltim setelah terbangunnya jalur Balikpapan dan Samarinda.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, Salman Lumoindong menambahkan, ada target ke depannya untuk mengembangkan arus penumpang di APT Pranoto yang saat ini sekitar 90.000 per bulan bisa menjadi 100.000 per bulan.
Salman yakin mulai bulan depan target ini tercapai seiring dengan pembukaan rute baru dari Yogyakarta dan Bali ke Samarinda oleh maskapai milik Lion Air Group.
Dengan pengelolaan bisnis sejumlah fasilitas oleh MBS, Salman berharap kontribusi APT Pranoto terhadap pendapatan daerah semakin tinggi.
Meski demikian ada beberapa fasilitas yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan melalui UPBU belum terealisasi. Salah satunya adalah pemasangan lampu pendaratan atau Airfield Lighting System (AFL) untuk penerbangan malam.
“Ini sudah dibicarakan, akhir tahun lampu [runway] bisa terpasang, sekitar November dan Desember,” papar Salman.
PEMASANGAN ALAT BANTU PENDARATAN
Kepala UPBU APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi mengaku konsep aerocity yang diusung oleh MBS akan dibahas lebih lanjut dengan Kementerian Perhubungan. Dia memastikan usulan konsep aerocity APT Pranoto bisa disetujui tahun ini.
Dodi juga mengatakan, tahun ini semua alat pendaratan di APT Pranoto akan rampung.
Berkaca dari beberapa kasus pesawat gagal mendarat di APT Pranoto akibat cuaca yang buruk dan kekosongan Precision Approach Path Indicator (PAPI). Adapun PAPI adalah bagian dari AFL yang bertujuan untuk rambu penerangan yang memancarkan cahaya dan memberi informasi pilot untuk mendekati arena pendaratan.
Dia pun memastikan PAPI ini segera terpasang sebelum arus mudik dimulai. Sehingga semua kelengkapan AFL bisa terpenuhi tahun ini.
“Untuk semua alat bantu pendaratan sudah clear,” papar Dodi.
Direktur Utama Perusda MBS, Agus Dwitarto menyatakan masih akan menunggu persetujuan dan rancangan aerocity APT Pranoto dari UPBU. Selain itu,
MBS juga memerlukan payung hukum pengelolaan dari pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan atas wacana tersebut.
“Kami menunggu apa saja yang bisa dikerjasamakan. Dalam waktu ke depan kami tentu saling tukar informasi apa saja ikut perencana,” terang Agus.