Bisnis.com, BALIKPAPAN—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur akan mendorong pemanfaatan teknologi informasi guna membantu stabilnya harga bahan pokok sehingga dapat mengendalikan laju inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengatakan penguatan pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS) menjadi salah satu hal yang dapat dilakukan. Selain itu, penguatan seluruh masyarakat hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT) dapat menjadi pilar stabilnya harga bahan pangan.
“Jadi, ketika akan ada gejolak harga sudah ada alert system. Semua sudah tahu sehingga semua pihak sudah siap dan inflasi pun bisa terkendali,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (1/8/2019).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, inflasi di Kalimantan Timur pada Juli 2019 tercatat sebesar 0,3% dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,87% dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 2,08%.
Pada Juli 2019, lima kelompok pengeluaran memberikan andil positif terhadap inflasi, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dengan andil 0,129%, kelompok bahan makanan sebesar 0,065% diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil sebesar 0,041%, kelompok sandang sebesar 0,032%, kelompok kesehatan memberikan andil sebesar 0,031% dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,012%. Sementara itu untuk kelompok transportasi dan komunikasi memberikan andil negatif yaitu sebesar -0,012%.