Bisnis.com, TARAKAN - Isu pemindahan Ibu Kota Indonesia kian hangat dibahas. Terlebih, pemerintah pusat hendak memindahkan ke pulau Kalimantan. Indikasinya terlihat melalui kajian yang telah dilakukan oleh Bappenas.
Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) Prof. Adri Patton pun angkat suara. Dia menilai dari sisi akademik, Kalimantan memang calon kuat terkait pemindahan ibu kota. Selain memiliki lahan yang masih luas, sumber daya alam juga sangat melimpah.
"Di mana pun nanti (ibu kota) dipindah, yang penting di Kalimantan. Bisa di Kaltim, Kalsel, Kalteng," ujarnya saat ditemui Bisnis, Selasa (6/8/2019).
Adri juga membeberkan, telah dua kali diundang bersama rektor se-Kalimantan oleh BPH Migas. Membahas isu pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan. Dia mengatakan, BPH Migas juga sedang menyiapkan infrastruktur gas bila memang Ibu Kota pindah ke Borneo.
"Pertama kami diundang ke Jakarta. Yang kedua di Kalsel. Sama-sama bahas pemindahan ibu kota," ujarnya.
Menurut Adri pemindahan ibu kota ke Kalimantan, akan memberikan efek yang besar. Otomatis, banyak infrastruktur yang akan dibangun karena Kalimantan masih jauh dari aspek pembangunan infrastruktur.
"Apalagi beberapa wilayah di Kalimantan berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Inilah saatnya kita mengejar ketertinggalan. Tantangannya juga sangat berat," jelas Adri.
Pemindahan ibu kota dinilai Adri akan memberikan efek positif bagi Kaltara. Dia menganggap, di mana pun pemerintah menyetujui pemindahan ibu kota, yang terpenting harus di Kalimantan. "Sebab, Kaltara wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Ini akan menjadi keuntungan bagi Kaltara," ulasnya.