Bisnis.com, BANJARMASIN- Seiring dengan masifnya era digitalisasi sekarang, membuat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Banua semakin gencar dalam melakukan pemasaran pada produknya hingga ke luar daerah.
Hal ini, menurut pimpinan cabang JNE Banjarmasin Depi Harianto, dapat terlihat dari aktivitas pengiriman barang oleh pelaku UMKM di Kalsel yang sudah mencapai 15 persen dari total keseluruhan pengiriman barang di JNE Banjarmasin.
“Itu angkanya terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini artinya bisa membuktikan bahwa UMKM di Kalsel sudah betul-betul memanfaatkan era digitalisasi untuk mengembangkan bisnisnya ke pasar yang lebih luas,” tegasnya disela kegiatan JNE Kopiwriting “UMKM Lokal di Pasar Digital”, Kamis (22/8/2019) di Café Eat Bos Banjarmasin.
Bahkan dari catatannya, terkhusus di Kota Banjarmasin jenis produk UMKM yang paling sering dikirim adalah produk olahan makanan. Selain itu produk kerajinan tangan berupa lampit dan kerajinan lain yang terbuat dari enceng gondok, juga menjadi produk UMKM Kalsel yang paling banyak dikirimkan ke berbagai daerah tujuan di Indonesia.
“Melihat semakin besarnya pasar UMKM ini, kami pun terus melakukan pembenahan dan terobosan layanan agar bisa menjadi mitra UMKM di Kalsel dalam mengirimkan produk olahannya ke berbagai daerah di Indonesia,” katanya.
Ada pun beberapa terobosan sendiri diantaranya mengedukasi pelaku UMKM di Kalsel untuk bisa bergabung menjadi vendor pesona JNE agar produknya bisa dipromosikan secara lebih luas ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu dihadirkan juga JNE Trucking (JTR) yang merupakan layanan pengiriman dalam jumlah besar dengan menggunakan armada truck dengan harga yang kompetitif. Bahkan pihaknya juga memberikan pelatihan gratis seputar strategi Digital Marketing, Packaging dan sebagainya untuk pelaku UMKM di Kalsel.
Baca Juga
“Saat ini sudah banyak pelaku UMKM di Kalsel yang bekerjasama dengan JNE. Tercatat ada sekitar 300 Member JLC (JNE Loyalty Card) yang aktif dan 32 vendor pesona. Kedepan kami berharap jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan inovasi yang sudah kami lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Owner Sambal Acan Raja Banjar (ARB) Aulia Abdi mengakui hadirnya era digitalisasi sekarang sangatlah membantunya dalam mengembangkan produk Sambal ARBnya hingga berkembang sampai sekarang.
Ia mengakui memulai bisnis berjualan Sambal ARB dari media social. Dari sanalah ia mulai memposting foto produknya dan menawarkannya kepada orang lain untuk dibeli. Lama kelamaan produknya tidak hanya laris ditingkat lokal saja, namun juga banyak dari daerah lain di Indonesia dan negara tetangga yang memesan prodoknya.
“Apalagi setelah kami ikut dalam program Pesona JNE, produk kami semakin dikenal hingga ke daerah lain di Indonesia. Jadi kini tidak hanya melayani pasar lokal saja, namun juga hingga keluar daerah dan ke luar negeri,” ungkapnya.
Dilain pihak, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banjarmasin Doyo Pudjadi mengapresiasi upaya JNE dalam turut membantu UMKM di Kalsel dalam mengembangkan pasar produknya melalui inovasi yang sudah dilakukan.
Hal ini tentunya sejalan dengan upaya Pemko Banjarmasin dalam mendorong geiat ekonomi mikro yang ada di Kota Banjarmasin. Bahkan Pemko Banjarmasin menargetkan di 5 tahun kepemimpinan Ibnu Sina dan Hermansyah tercipta minimal sekitar 5.000 pengusaha baru di Kota Banjarmasin.
“Kami berharap kolaborasi semacam ini juga bisa dilakukan oleh perusahaan lainnya yang berbisnis di Kota Banjarmasin. Karena kami tentunya tidak bisa sendiri untuk bisa mendorong UMKM di Banjarmasin dapat lebih berkembang,” pungkasnya.