Bisnis.com, BALIKPAPAN – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada 2019 melesat jauh dari tahun sebelumnya. Tahun lalu berada di angka 4,77 persen sementara 2018 sebesar 2,67 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Tutuk Cahyono mengatakan bahwa penguatan tersebut didorong kinerja sektor pertambangan yang membaik.
"Meski demikian, pertumbuhan tersebut masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional dan wilayah Kalimantan yang tumbuh sebesar 5,02 persen dan 4,99 persen,” katanya melalui keterangan pers, Jumat (7/2/2020).
Tutuk menjelaskan bahwa koreksi utamanya ditopang kinerja ekspor yang membaik di tengah kinerja investasi yang melambat dan penurunan harga komoditas global.
Perkembangan keseluruhan pada 2019 tersebut dicapai setelah pada triwulan IV 2019 ekonomi Kaltim tumbuh sebesar 2,67 persen. Melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,31 persen.
Sementara itu, kinerja ekspor luar negeri Kaltim membaik dari 3,71 persen pada tahun 2018 menjadi 9,02 persen. Permintaan luar negeri yang terjaga disertai dengan peningkatan produksi mampu mengimbangi penurunan harga di pasar internasional.
Baca Juga
"Permintaan batu bara dari Tiongkok masih tinggi dengan mencatat kenaikan volume ekspor batu bara dari 15,42 persen menjadi 35,81 persen di tengah isu restriksi impor batu bara," jelasnya.
Di sisi lain, kegiatan impor tahun lalu mengalami penurunan dari 9,39 persen pada tahun 2018 menjadi -25,46 persen. Penurunan impor tersebut terutama bersumber dari penurunan impor minyak mentah.
Di sisi lain, kegiatan investasi masih tumbuh positif sebesar 4,79 persen meskipun melambat dibandingkan tahun 2018 yang tercatat tumbuh sebesar 7,54 persen.
Positifnya kinerja investasi tambah Tutuk, didorong oleh investasi pembangunan baik pemerintah dan swasta antara lain pengerjaan jalan tol Balikpapan-Samarinda dan proyek RDMP RU V Pertamina.
Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi tahun 2019 terutama didorong kinerja LU pertambangan yang tumbuh dari 1,11 persen pada tahun 2018 menjadi 6,89 persen. Perbaikan kinerja LU pertambangan tersebut sejalan dengan kenaikan produksi batu bara, khususnya perusahaan PKP2B.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi Kaltim diperkirakan tetap baik ditopang prospek prospek peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga. Investasi diprakirakan juga meningkat didorong pembangunan infrastruktur dan perpindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim," ucap Tutuk