Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Masih Didominasi Sektor Pertambangan

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur cukup melesat sepanjang tahun 2019, yaitu melaju 4,77 persen.
Ilustrasi penimbunan batu bara.
Ilustrasi penimbunan batu bara.

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur cukup melesat sepanjang tahun 2019, yaitu melaju 4,77 persen. Realisasi ini naik hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya di angka 2,67 persen.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman, Aji Sofyan Effendi mengatakan bahwa ini mengindikasikan membaiknya pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur (Kaltim). Geliat pembangunan bergerak ke arah positif.

"Bisa jadi ini efek akumulasi kebijakan pembangunan. Termasuk peran itu juga membaiknya infrastruktur di Kaltim. Jalan tol sudah terbangun. Beberapa jembatan juga. Kemudian isu ibu kota negara (IKN) termasuk mendongkrak sisi positif ekonomi Kaltim," katanya saat dihubungi, Rabu (5/2/2020).

Sofyan menjelaskan bahwa ada pengumuman IKN berdampak pada semakin derasnya investasi yang mengalir ke Kaltim. Akhirnya sektor lain juga ikut terstimulasi yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi.

Meski begitu, dia meminta agar tidak serta merta terhanyut dengan angka 4,77 persen. Harus ditelaah lagi seberapa besar kontribusi migas, nonmigas, penggalian, dan non penggalian.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang naik sebesar 8,65 persen. Selanjutnya adalah jasa lainnya 8,16 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6,69 persen.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dengan pertumbuhan sebesar 9,97 persen. Ekspor menjadi pengeluaran terbesar kedua, yaitu 9,02 persen. Selanjutnya adalah konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga sebesar 5,95 persen.

Sementara itu, berdasarkan struktur produk domestik regional bruto (PDRB), sektor pertambangan dan penggalian masih tetap menjadi penyumbang penerimaan terbesar di angka 45,49 persen. Disusul industri pengolahan 17,77 persen dan konstruksi 9,08 persen.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen ekspor luar negeri sebesar 38,67 persen, pembentukan modal tetap bruto 28,72 persen, dan net ekspor antar daerah 20,31 persen.

"Nah, akan lebih bagus barangkali 4,77 persen itu adalah pertumbuhan non migas. Tapi kalau dia masih mengacu pertumbuhan migas, itu semu," jelasnya.

Sofyan menuturkan bahwa apabila masih didominasi oleh penggalian, pendapatan tidak dirasakan betul oleh masyarakat. Alasannya, pemegang sahamnya didominasi bukan orang daerah.

Dengan begitu secara riil tidak meningkatkan daya beli dan pendapatan per kapita. Padahal sebentar lagi IKN akan ada di Kaltim.

"Kita harus geser pertumbuhan ekonomi dari sumber daya alam. Ya mestinya yang harus diperkuat adalah nonmigas dan nonsumber daya alam. Sektor apa? industri, jasa, dan perdagangan," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper