Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDRB Balikpapan Naik Jadi Rp101,54 Triliun, tapi Lajutnya Melambat dari 2018

Nilai produk domestik regional bruto atau PDRB Balikpapan, Kalimantan Timur tahun lalu meningkat jadi Rp101,547 trilun dari angka Rp95,16 triliun pada 2018.

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Nilai produk domestik regional bruto atau PDRB Balikpapan, Kalimantan Timur tahun lalu meningkat jadi Rp101,547 trilun dari angka Rp95,16 triliun pada 2018.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan Achmad Zaini mengatakan bahwa laju pertumbuhan PDRB meningkat sebesar 4,75 persen.

"Ini mengalami pelambatan sebesar 0,22 persen dibanding tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,97 persen," katanya, Selasa (25/2/2020).

Achmad menjelaskan sepanjang tahun 2014 hingga 2019 struktur ekonomi Balikpapan selalu didominasi oleh sektor industri pengolahan, konstruksi, tranportasi, dan pergudangan; perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Sektor tersebut memberikan kontribusi di atas 80 persen dari total PDRB Balikpapan.

"Tren peningkatan pertumbuhan akan terus terlihat seiring dengan proyek perluasan perluasan kilang minyak Balikpapan dan perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur," jelasnya.

Sementara itu, BPS Kalimantan Timur mencatat pertumbuhan ekonomi di Bumi Etam cukup menjanjikan sepanjang tahun 2019, yaitu melaju 4,77 persen. Realisasi ini naik hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya di angka 2,67 persen.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang naik sebesar 8,65 persen. Selanjutnya adalah jasa lainnya 8,16 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6,69 persen.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dengan pertumbuhan sebesar 9,97 persen.

Ekspor menjadi pengeluaran terbesar kedua, yaitu 9,02 persen. Selanjutnya adalah konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga sebesar 5,95 persen.

Berdasarkan struktur PDRB, sektor pertambangan dan penggalian masih tetap menjadi penyumbang penerimaan terbesar di angka 45,49 persen. Disusul industri pengolahan 17,77 persen dan konstruksi 9,08 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper