Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Balikpapan Naik Tipis, PPU Justru Deflasi Juni 2025

Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,82% pada Juni 2025, dipicu lonjakan tarif angkutan udara dan harga beras.
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,82% pada Juni 2025, dipicu lonjakan tarif angkutan udara dan harga beras. 

Berdasarkan data terkini Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,82% secara bulanan (month-to-month/mtm). 

Angka tersebut berkontribusi pada inflasi tahun kalender yang mencapai 2,16% hingga Juni 2025.

Kendati demikian, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) Kota Balikpapan masih terkendali pada level 1,77%, dan berada di bawah inflasi nasional sebesar 1,87%. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi menyatakan angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi gabungan empat kota di Provinsi Kalimantan Timur yang hanya 1,62%.

"Inflasi Balikpapan masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5% plus-minus 1%," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (7/7/2025).

Dia menambahakn, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi dalang utama inflasi dengan kontribusi 0,40%. 

Jika dirinci, lima komoditas penyumbang inflasi terbesar meliputi angkutan udara, beras, bimbingan belajar, bahan bakar rumah tangga, dan kacang panjang.

Robi menyebutkan permintaan komoditas tersebut membludak selama periode libur panjang Juni 2025, termasuk Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha yang bertepatan dengan akhir pekan. 

Robi menjelaskan, harga beras naik karena pasokan yang terbatas di tengah permintaan yang konsisten.

Sementara itu, kenaikan harga bahan bakar rumah tangga terjadi karena pengecer menaikkan harga seiring terbatasnya pasokan di pangkalan resmi. 

Tarif bimbingan belajar juga ikut melonjak akibat tingginya permintaan les privat menjelang ujian masuk perguruan tinggi negeri. 

Tak ketinggalan, kacang panjang mengalami kenaikan harga karena pasokan terbatas dan produksi menurun akibat musim hujan berkepanjangan.

Di sisi lain, kelompok Pakaian dan Alas Kaki sedikit mengerem laju inflasi dengan kontribusi deflasi sebesar -0,04%. 

Lima komoditas penyumbang deflasi tertinggi adalah daging ayam ras, angkutan laut, cabai rawit, pengharum cucian/pelembut, dan bensin.

Robi merinci, harga daging ayam ras turun berkat pasokan yang cukup dan distribusi lancar, ditambah menurunnya permintaan pasca Iduladha. 

Tarif angkutan laut juga anjlok 50% berkat stimulus nasional yang berlaku sejak 5 Juni hingga akhir Juli 2025.

"Penurunan harga cabai rawit didukung pasokan yang meningkat dan distribusi lancar, serta permintaan yang menurun pasca Iduladha," jelasnya. 

Harga bensin pun ikut turun seiring penurunan harga BBM Pertamina Nonsubsidi Pertamax Series dan Dex Series yang berlaku per 1 Juni 2025.

Kontras dengan Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) justru mengalami deflasi 0,22% pada Juni 2025. Inflasi tahun kalender PPU tercatat 1,84%, sementara inflasi tahunan hanya 1,26%.

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan kontribusi -0,22%. 

Lima komoditas penyumbang deflasi tertinggi adalah daging ayam ras, ikan tongkol, ikan kembung, jeruk, dan sawi hijau.

"Penurunan harga ikan tongkol dan ikan kembung didukung meningkatnya hasil tangkapan sejalan dengan masuknya periode ikan pelagis," terang Robi. 

Selain itu, Survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Balikpapan menunjukkan optimisme yang menguat. 

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat 137,3, meningkat dari 128,1 bulan sebelumnya.

Menurutnya, level keyakinan konsumen yang berada di atas 100 menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi. 

Adapun, dia menuturkan Bank Indonesia Balikpapan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus bersinergi melalui lima strategi utama a.l pemantauan harga berkala, dan identifikasi risiko dan mitigasi. 

Kemudian, penguatan kerja sama antar daerah, pelaksanaan gelar pangan murah, dan gerakan pemanfaatan lahan pekarangan.

"Kami akan terus mengimplementasikan roadmap pengendalian inflasi daerah 2025-2027 melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan," pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper