Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

UMKM Keberatan dengan Fee QRIS 0,7 Persen, BI Janji Hapus Fee

Pelaku usaha mikro mengeluh karena ada fee atau biaya administrasi MDR (merchant discount rate) sebesar 0,7 persen per transaksi.
Jaffry Prabu Prakoso
Jaffry Prabu Prakoso - Bisnis.com 10 Maret 2020  |  17:04 WIB
UMKM Keberatan dengan Fee QRIS 0,7 Persen, BI Janji Hapus Fee
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto. - Bisnis/Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Penerapan Quick Response Code Indonesian Standar atau QRIS masih menemui kendala sejak berlaku nasional awal tahun. Pelaku usaha mikro mengeluh karena ada fee atau biaya administrasi MDR (merchant discount rate) sebesar 0,7 persen per transaksi.

Kepala Perwakilan Bamk Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan bahwa biaya tersebut jangan dari sisi potongan nyata. Manfaat yang tak terlihat.

“Mereka harus meliat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pengelolaan seperti uang kembalian, hitung manual, hingga setor ke bank. Itukan meluangkan waktu. Nanti sudah tidak ada lagi yang seperti itu,” katanya di Kantor BI Balikpapan, Selasa (10/3/2020).

Bimo menjelaskan bahwa penjual atau merchant ada yang menyiasati dengan membebankan 0, persen ke pembeli. Padahal kewajiban itu bukan dibebankan ke pelanggan.

“Tapi kami akan evaluasi diskon merchan discount rate. Akan kami tinjau 0,7 persen. Insyaallah bisa gratis,” jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Handayani menilai perlu dilakukan sosialiasi yang baik dari pengenaan biaya . Pengenaan biaya pada setiap transaksi QRIS kerap mendapat pertanyaan dari merchant karena hal tersebut merupakan hal asing bagi mereka.

“Dengan ada standarisasi MDR 0,7 persen agak cukup sulit membuat pemahaman bahwa ada satu charge yang dibebankan pada pedagang. Itu tantangan yang harus kami komunikasikan dengan baik,” katanya, Rabu (5/2/2020).

Deposit Investment Product Development Bank Sinarmas Untung Kurniawan mengakui sosialisasi terberat ke penjual mikro dalam adopsi QRIS adalah pengenaan biaya 0,7 persen. Sosialisasi mengenai manfaat lebih yang didapat, berupa kesempatan mendapatkan bisnis yang lebih baik maupun menghindari uang palsu harus disampaikan.

Menurutnya, internal Group Sinarmas telah mulai melakukan sosialisasi QRIS melalui sinergi ekosistem. Sinarmas mendorong penetrasi QRIS dengan mengikutsertakan pemberian fasilitas pinjaman.

“Kami sudah mulai melakulan penetrasi market, pada market kita berikan fasilitas pembiayaan, QRIS ini akan bantu peningkatan ekonomi ke depannya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

umkm nontunai Transaksi Nontunai
Editor : Sutarno

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top