Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Bakal Koreksi Target Investasi karena Corona

Kerja sama ekonomi bilateral menurun karena semua negara membatasi diri.
Pelaksana Tugas Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur (Plt Sekprov Kaltim) Muhammad Sa'bani.
Pelaksana Tugas Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur (Plt Sekprov Kaltim) Muhammad Sa'bani.

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Penyebaran pandemi Covid-19 atau virus Corona berdampak pada semua lini. Termasuk pada penanaman modal di Kalimantan Timur.

Pelaksana Tugas Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur (Plt Sekprov Kaltim) Muhammad Sa’bani mengatakan bahwa Corona membuat kekhawatiran semua pihak. Kerja sama ekonomi bilateral menurun karena semua negara membatasi diri.

“Tapi kalau domestik rasanya tidak begitu banyak berpengaruh kecuali daerah yang positif [Corona],” katanya di Balikpapan.

Sa’bani menjelaskan bahwa bongkar muat barang tetap akan berjalan seperti biasanya. Yang jadi sorotan adalah mekanisme awak kapal apakah akan tetap berada di bahtera atau bisa turun ke dermaga. 

Menurutnya pandemi mungkin bisa berpengaruh pada penanaman modal baik itu dari dalam negeri maupun asing. Akan tetapi pemerintah berharap tidak signifikan. Tergantung sampai berapa lama Corona selesai.

Pemerintah tambah Sa’bani akan terus memantau apakah akan ada koreksi target investasi di Kaltim. Sebelumnya sudah diputuskan ada semi isolasi atau lokal lockdown di Bumi Etam.

“Tentu April akan kita evaluasi. Apakah pemerintah pusat masih tetap lakukan kewaspadaan ini. Antisipasi kita akan menyesuaikan,” jelasnya.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim mencatat realisasi investasi di wilayahnya sepanjang tahun 2019 mencapai Rp35,62 triliun. Rinciannya PMDN sebesar Rp22,67 triliun dan PMA Rp12,94 triliun. Pendapatan ini 97,99 persen dari target yang dipatok Rp36,35 triliun.

Usaha pertambangan memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 48,41 persen atau Rp8,71 triliun dengan 289 proyek. Terbanyak kedua adalah tanaman pangan dan perkebunan. Kontribusinya mencapai Rp3,75 triliun atau 14,44 persen dengan 269 proyek.

Di sisi PMA, pertambangan lagi-lagi menjadi kontribusi terbesar, yaitu USD306,45 juta (Rp4,59 triliun) atau 35,51 persen dari keseluruhan realisasi dengan 158 proyek.

Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah listrik, gas dan air dengan total kucuran dana USD280,60 juta (Rp 4,20 triliun) atau 32,51 persen sebanyak 33 proyek. Lalu tanaman pangan dan perkebunan USD86,57 juta (Rp2,76 triliun) atau 21,53 persen.

Akibat Corona, kemungkinan PMA akan terkoreksi. Melihat kondisi tersebut, mau tidak mau PMDN harus dioptimalkan.

“Kita kan masih dominan di batu bara, perkebunan, tentu saja minyak. Tapi kan minyak sedang turun. Batu bara sudah mulai aktif lagi. Kalau yang lain-lain kan pengolahan ada tapi tidak terlalu signifikan,” ucapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper