Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Baju Murah, Tahan Laju Inflasi di Balikpapan

Bank Indonesia Balikpapan menyebutkan inflasi Mei 2020 tercatat lebih tinggi karena pemerintah telah membolehkan maskapai terbang meski dengan syarat ketat.
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur./BUMN.go.id
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur./BUMN.go.id

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Balikpapan mencatat anjloknya harga pakaian dan alas kaki menjadi penahan laju kenaikan inflasi di wilayah itu.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan kelompok harga pakaian ini mencatatkan deflasi sebesar 0,02 persen month to month (m-t-m). Faktor pendorong inflasi berasal dari penurunan harga baju dalam wanita dan baju anak.

Secara keseluruhan, inflasi di Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,31 persen pada Mei. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 0,02 persen. Dengan capaian ini maka secara tahunan (year-on-year/y-o-y), inflasi Balikpapan menjadi 1,35 persen.

Bank Indonesia memperkirakan mulanya inflasi di wilayah ini sebesar 3 persen plus minus 1.

“Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada bulan laporan didorong oleh peningkatan harga kelompok transportasi dengan andil 0,13 persen yang berasal dari peningkatan tarif angkutan udara seiring dengan mulai dibukanya penerbangan angkutan udara oleh pemerintah,” kata Bimo, Selasa (2/6/2020).

Bimo menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen. Penyebabnya adalah kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan seperti bawang merah, daging ayam ras, dan jagung manis.

Kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan menjelang Lebaran.

“Kelompok komoditas lainnya yang menyumbang inflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,05 persen yang dipicu kenaikan harga emas perhiasan melanjutkan tren kenaikan dalam 4 bulan terakhir,” jelasnya.

Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami kenaikan 0,04 persen yang berasal dari penyesuaian tarif telepon seluler.

“Ke depan, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberi tekanan inflasi, diantaranya gangguan produksi seiring dengan cuaca yang belum kondusif di daerah pemasok, kenaikan tarif transportasi seiring dengan pemberlakuan kebijakan new normal yang mengurangi pembatasan pergerakan penduduk, dan potensi berlanjutnya peningkatan harga emas dunia,” ucap Bimo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper