Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip Proyek KA Kaltim Senilai Rp53 Triliun yang Ditinggal Pemodal Rusia

Pemprov Kaltim terus berupaya mencari mitra strategis baru untuk proyek pembangunan kereta api batu bara setelah investor Rusia mundur dari proyek tersebut.
Ilustrasi - Pembangunan rel kereta batu bara. - Antara / Kristian Ali
Ilustrasi - Pembangunan rel kereta batu bara. - Antara / Kristian Ali

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah berupaya untuk mencari investor strategis baru untuk proyek kereta api batu bara. Hal itu dilakukan setelah mitra dari Rusia menyatakan mundur dari proyek tersebut. 

Berdasarkan informasi yang dirilis Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Proyek kereta api ini membutuhkan dana Rp53,3 triliun. Adapun skema pendanaannya berasal dari swasta. 

Status proyek tersebut hingga saat ini masih dalam tahap penyiapan, sedangkan penanggung jawab proyek adalah PT Kereta Api Borneo. Saat ini proyek tersebut sudah tak lagi berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional.

Kereta Api Kalimantan Timur merupakan proyek pembangunan kereta api single track sepanjang 203 kilometer yang didukung dengan infrastruktur meliputi stasiun jetty batubara, pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 MW.

PT Kareta Api Bornei (KAB) akan mengoperasikan proyek ini. Kereta tersebut rencananya akan melintasi Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser dan Kota Balikpapan. 

Proyek KA ini bertujuan untuk mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahaan pertambangan.

Untuk meningkatkan nilai kelayakan proyek, pihak investor yaitu PT Kereta Api Borneo telah mengajukan permohonan perubahan status dari kereta api khusus menjadi kereta api umum sehingga memungkinkan untuk mengangkut penumpang dan barang non-afiliasi seperti minyak kelapa sawit dan kayu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Harapan warga Kaltim memiliki moda transportasi kereta api semakin menjauh, lantaran Rusia sebagai investor menghentikan uji kelayakan.

Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Timur Arih Frananta Filipus Sembiring menyebutkan pihaknya akan bergerak secepat mungkin agar proyek yang mandeg ini kembali dapat dimulai. 

“Untuk sektor perkeretaapian ini, Menhub [Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi] menyampaikan karena keterbatasan dana APBN, diharapkan daerah bisa mendapatkan investor dengan sistem B2B atau business to business,” jelas Arih dalam akun Instagram Kaltim, Minggu (19/8/2020).

Sembiring menuturkan bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar segera dicari investor untuk kelanjutan program pembangunan rel kereta api.

Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa Russian Railways (RZD) yang merupakan badan usaha milik negara di negaranya telah menginvestasikan sekitar 18 juta dolar rubel dalam pengembangan proyek.

“Sayangnya itu telah berhenti dan salah satu alasannya adalah bahwa rencana ini sebenarnya bertabrakan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper