Bisnis.com, BALIKPAPAN – Provinsi Kalimantan Timur menjadikan industri pengolahan sebagai target capaian dalam menggerakkan ekonomi di masa depan yang ditopang oleh tenaga kerja yang kompeten.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kalimantan Timur Aswin mengatakan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi industri pengolahan adalah tenaga kerja.
“Tenaga kerja industri menunjukkan tren meningkat meskipun kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kaltim mengalami penurunan,” ungkapnya, Selasa (13/10/2020).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2019 menunjukkan angka 76,61 yang membuat Kaltim berada di peringkat ke-3 dari 34 provinsi di Indonesia.
Dengan demikian, jika dilihat dari tahun 2015 sampai dengan 2019 terdapat peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kaltim dari 78.920 orang menjadi 130.507 orang yang masih relatif kecil dibandingkan lapangan usaha lain.
Sebagai perbandingan, untuk usaha lainnya juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun yaitu sektor pertambangan dari 135.417 orang menjadi 145.794 orang. Kemudian, sektor jasa dari 285.673 orang menjadi 372.973 orang dan sektor perdagangan dari 346.821 orang menjadi 474.115 orang.
Baca Juga
Aswin menyebutkan bahwa dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah lulusan perguruan tinggi hanya sebesar 11,14 persen dari total jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri. “Dan hanya 23,50 persen jumlah penyerapan tenaga kerja dari sektor industri di Kaltim,” pungkasnya.