Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Kalsel Dorong Ekspor Udang dengan Pamor Baintan

BI Kalsel mengupayakan peningkatan ekonomi melalui kegiatan ekspor oleh pelaku UMKM bekerja sama dengan Pemprov Kalsel
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan melakukan upaya peningkatan ekspor melalui Pamor Baintan.

Program Akselerasi UMKM Berorientasi Ekspor (Pamor Baintan) dilakukan dalam bentuk pelatihan ekspor kepada mitra dan unit binaan BI Kalsel sekaligus pelepasan ekspor udang ke negara Jepang.

Acara yang digelar pada 26-27 Oktober ini berfokus pada sektor perikanan [udang], industri kreatif, dan makanan olahan.

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan Amanlison Sembiring menyatakan terdapat potensi pada UMKM di bidang perikanan, aksesoris, produk olahan tangan dan makanan olahan.

“Udang beku merupakan sektor unggulan Kalsel setelah batubara dan pengolahan kelapa sawit,” ujarnya, Rabu (4/11/2020).

Berdasarkan data BI Kalsel, ekspor udang di Kalsel tahun 2019 tercatat senilai 14,47 juta dolar AS atau 1,06 persen ekspor nasional.

Sebanyak US$8,80 juta atau 0,88 persen telah dihasilkan selama ekspor Januari-Oktober 2020.

Amanlison mengatakan pihaknya menginisiasi berbagai kegiatan yang mendukung ekspor, bekerja sama dengan Pemprov Kalsel, Pemkab/Pemkot, pelaku UMKM dan komunitas peternak udang yang ditandai dengan penandatangan MoU.

Sampai saat ini terdapat 12 Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang perikanan udang, industri kreatif dan makanan olahan yang dibantu BI Kalsel dalam peningkatan kapasitas produksi dan kegiatan talkshow untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada UMKM.

Amanlison menyebutkan total produksi udang dari tiga kelompok pembudidaya udang sebanyak 334,9 ton atau senilai Rp26,7 miliar di tahun 2019.

Pada Januari hingga September 2020 tercatat sebanyak 184 ton atau senilai Rp15,1 miliar.

Namun, 90 persen hasil produksi tersebut berasal dari udang hasil tangkap yang saat ini jumlahnya cenderung menurun. Adapun, udang budidaya hanya menyumbang 10 persen disebabkan keterbatasan kapasitas pengembangan oleh komunitas.

“Pelepasan [ekspor udang ke Jepang] sebagai langkah awal untuk peningkatan ekspor udang budidaya yang didukung implementasi program Pamor Baintan,” ujarnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan menyatakan di tengah Covid-19 ini Kalsel mengalami kontraksi sebesar -2,61 persen yang menunjukkan perlambatan ekonomi.

“Melalui Pamor Baintan diharapkan mampu membangun motivasi pelaku UMKM agar tetap bertahan di era normal baru dengan memanfaatkan peluang yang ada dan tumbuh berdaya saing untuk peningkatan ekonomi [Kalsel],” ujarnya.

Rudy berharap kegiatan Pamor Baintan menjadi peluang bagi pelaku UMKM dalam peningkatan ekonomi sekaligus meningkatkan kreativitas, inovasi, dan pengembangan  bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper