Bisnis.com, JAKARTA — Co-firing biomassa pada PLTU Ketapang 2 x 10 megawatt dan PLTU Sanggau 2 x 7 MW resmi beroperasi secara komersial pada Selasa (29/12/2020).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengapresiasi komersialisasi co-firing kedua PLTU tersebut sebagai bukti keseriusan PLN dalam meningkatkan kontribusi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional.
“Kami sangat mengapresiasi upaya PLN dan group dalam go live komersial co-firing PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau,” ujar Dadan seperti dikutip dari laman resmi Ditjen EBTKE, Rabu (30/12/2020).
Co-firing merupakan kegiatan pembakaran biomassa bersama-sama dengan bahan bakar fosil pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara atau gas.
Sebelumnya, PT Pembangkitan Jawa Bali telah berhasil go live komersial co-firing di PLTU Paiton dan PLTU Pacitan, disusul PT Indonesia Power yang melakukan go live komersial di PLTU Jeranjang dan PLTU Suralaya 1—4.
Dadan berharap agar PLTU-PLTU milik PLN lainnya juga segera menyusul untuk go live komersial.
Baca Juga
Dadan mengungkapkan bahwa upaya co-firing ini tentunya akan berdampak positif dalam pencapaian kontribusi EBT yang ditargetkan dapat mencapai 23 persen pada 2025. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan pemangku kepentingan untuk bisa merealisasikannya.
"Dengan capaian pada 2020 ini kurang lebih 11 persen, maka PR [pekerjaan rumah] kita untuk mencapai target tersebut masih cukup besar dan diperlukan berbagai terobosan dan inovasi untuk akselerasinya," kata Dadan.
Co-firing biomassa pada PLTU bukanlah hal baru. Banyak negara yang sudah berhasil melakukan program co-firing pada PLTU-nya, bahkan hingga 100 persen bahan bakar PLTU digantikan dengan biomassa.